Nyontek, Peserta Tes Masuk Polisi Ini Didiskualifikasi Selamanya

Loading...
Arief: Perilaku Curang tidak Boleh Jadi Polisi

TANJUNGPINANG (suarasiber) – Reformasi yang dilakukan Polri, terutama proses rekrutmen anggotanya yang tak lagi kotor, penuh titipan dan sogokan rupanya tidak begitu saja dipercaya Lalu Sandovit A.

Peserta ujian untuk calon siswa Bintara Polri 2018 dari Nusa Tenggara Barat (NTB) ini memang tak nyogok, membawa katebelece atau titip. Ia hanya berlaku curang saat ujian, yakni menyontek.

Akibat perilakunya konyolnya itu, Lalu Sandovit A, harus mengubur dalam-dalam impiannya menjadi seorang anggota Polri untuk selamanya. Perbuatannya tertangkap basah panitia seleksi saat mengerjakan soal uji akademik mata pelajaran Bahasa Inggris dan Pengetahuan Umum, Senin (21/5/2018).

Inspektur Jenderal (Irjen) Pol H Arief Sulistyanto, Asisten Sumber Daya Manusia (SDM) Polri. F-ist

“Perilaku curang seperti ini tidak boleh jadi polisi,” kata Inspektur Jenderal (Irjen) Pol H Arief Sulistyanto, Asisten Sumber Daya Manusia (SDM) Polri menjawab suarasiber.com, Senin (21/5/2018).

Lalu langsung didiskualifikasi oleh Panitia Daerah (Panda) NTB. Sebenarnya, membawa ponsel saat memasuki ruang ujian sudah merupakan bentuk pelanggaran. Apalagi alat komunikasi ini digunakannya untuk berlaku curang dalam ujian.

Saat menerima soal Bahasa Inggris dan Pengetahuan Umum, Lalu mengambil gambar soal-soalnya lalu mengirimkannya ke kakaknya yang ada di rumah. Kakaknyalah yang menjawab soal-soal yang dikirimkan Lalu.

Panitia tak main-main. Lalu tak hanya didiskualifikasi saat ujian masuk Polri Tahun Ajaran 2018 ini. Tahun-tahun berikutnya dirinya dipastikan tak bisa ikut lagi tes serupa.

“Nggak boleh lagi karena sudah terbukti curang. Masuk (nama Lalu Sandovit A) di daftar pelanggaran Panpus (Panitia Pusat) untuk data keseluruhan,” jelas Arief.

Arief dan timnya memang sudah berulangkali mengingatkan, jangan coba-coba curang masuk Polri zaman now. Jika menyontek sanksinya seperti diterima Lalu, peserta ujian yang mencoba titip, nyogok akan disebutkan namanya dan dipermalukan di depan peserta ujian yang lain.

“Peserta ujian dan panitia sama-sama disumpah,” imbuh Arief. (mat)

Loading...