Datang Bawa Angin, Pulang Bawa Angin

Loading...
Pengantar Tulisan Arief Effect, Setahun Revolusi Senyap di Dapur Polri

TANJUNGPINANG (suarasiber) – Jurnalis senior beritasatu.com, Farouk Arnaz yang akrab dengan sapaan Cak Farouk, yang berpengalaman meliput di Mabes Polri sejak tahun 2005 tak hanya memotret sisi baik Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Cak Farouk sekaligus menampilkan potret gelap Polri yang kotor dan korup di buku Arief Effect, Setahun Revolusi Senyap di Dapur Polri.

Buku Arief Effect, Setahun Revolusi Senyap di Dapur Polri. F-mat

Potret baik itu tersaji sejak rekrutmen polisi tahun 2017 atau sejak Irjen Pol Arief Sulistyanto memimpin bagian terbasah di Mabes Polri, Staf Sumber Daya Manusia (SSDM) Polri. Di tangan jenderal galak bertangan besi namun rendah hati dan selalu tersenyum itu, praktik kotor yang korup dalam sistem rekrutmen diberantas.

Dengan gamblang Cak Farouk menampilkan wujud praktik kotor, dan korup itu di Bab VI yang bertajuk Datang Bawa Angin, Pulang Bawa Angin. Bab ini dibuka dengan kalimat, “Datang hanya bilang Assalamualaikum, yang pulang hanya dapat Walaikumsalam. Datang bawa angin, yang pulang hanya bawa angin. Kalau datang ya harus bawa-bawalah supaya pulang bisa dapat atensi.

Tak hanya dalam rekrutmen, selama setahun menjabat sebagai Asisten SDM Polri, sejumlah oknum polisi yang kotor, dan korup di Jakarta serta di daerah harus rela dipecat. Bahkan dipidanakan. Tangan besi memang diperlukan untuk mengubah sistem yang sudah terlanjur kotor, dan korup. Semua itu hanya bisa dilakukan jika dimulai dari pimpinan atau kepala.

Marcus Tullius Cicero (106 – 43 SM), saat membela warga di Tribunus, mengatakan, “Hanya ada satu hal yang pantas dilakukan pada kepala ikan yang busuk dan bau, kata pedagang, yaitu memotong dan membuangnya.”

Cicero, adalah seorang orator ulung, negarawan, filsuf, ahli politik dan hukum. Dia mengutip kata bijak itu dari pedagang di pasar ikan Marcellum di Roma, yang mengatakan ikan membusuk selalu berawal dari kepalanya.

Revolusi senyap di dapur Polri untuk membenahi sekitar 440 ribu orang anggota polisi juga berawal dari kepalanya. Kisah berawal dari perintah Presiden Joko Widodo kepada Jenderal Tito Karnavian, Kepala Polri yang dilantik 13 Juli 2016, agar melakukan reformasi dari hulu ke hilir. Sehingga, mampu membentuk karakter personel Polri yang berintegritas dan mampu melayani dengan baik.

“Reformasi Polri, adalah kunci masa depan. Reformasi harus dilakukan dari proses rekrutmen hingga perubahan mental dan perilaku anggota Polri. Reformasi harus konkret dalam fase pelayanan, perbaiki kualitas pelayanan masyarakat sehingga lebih mudah dan sederhana, bebas pungli, dan sesuai prosedur,” kata Jokowi, usai melantik Tito Karnavian.

Ada sejumlah perintah lainnya, akan tetapi perbaikan SDM Polri menjadi yang nomor satu harus dilaksanakan. Jenderal Tito yang dikenal jenius langsung tancap gas, perintah Presiden diterjemahkan dengan membuat 11 program prioritas. Dan, reformasi internal di tubuh Polri menjadi prioritas pertama. 11 program itu diberi tagline Promoter (profesional, modern, terpercaya).

Di kata pengantar buku Arief Effect, Jenderal Tito, mengatakan bahwa aspek sumber daya manusia merupakan bagian terpenting. Karena aset terpenting Polri bukan pada insfrastrukturnya, peralatan atau sistem persenjataan, tapi pada sumber daya manusianya.

Artinya, reformasi harus segera dilakukan di tubuh Polri, dan dimulai dari SSDM Polri. Visi sudah, masalahnya siapa yang akan menerajui SSDM Polri? Untuk memilih calon pemimpin Asisten SDM Polri, Tito menetapkan standar ketat.

“Harus perwira tinggi yang bersih, tegas dan cerdas. Pilihan saya jatuh pada Irjen Pol Arief Sulistyanto MSi,” kata Tito.

Bukan hanya bersih, tegas, dan cerdas, Jenderal Tito juga kagum dengan Irjen Arief. Tito ternyata sudah mengamati Arief saat menjabat Direktur Ekonomi Khusus selama hampir 4 tahun dengan sukses. Sebagai catatan, selain jabatan Asisten SDM Polri, jabatan Direktur Ekonomi Khusus termasuk super basah.

Tak hanya bersih, Arief dinilai Tito, tegas. Itu terlihat saat menjabat sebagai Kapolda Kalbar selama 2 tahun. Tak hanya sebatas menikmati jabatan Kapolda, Arief juga dinilai Tito cerdas. Karena saat menjabat Kapolda mampu menciptakan banyak terobosan kreatif. Sehingga citra Polda Kalbar baik di masyarakat.

Kembali ke pepatah kuno soal ikan busuk dimulai dari kepalanya. Reformasi total yang dilakukan Irjen Pol Arief Sulistyanto, begitu cepat berlangsung hingga disebut revolusi. Revolusi ini tak mungkin terjadi jika Arief tidak didukung oleh Wakapolri, Kapolri, dan Presiden. Ini diakui Arief di dalam bukunya.

Menyimak sedikit pengantar di atas bisa disimulkan, reformasi (revolusi senyap) di tubuh Polri tidak mungkin terjadi tanpa 4 kepala (pemimpin) hebat yang bertekad dan berkomitmen kuat sebagaimana disebut di atas. Ada Presiden Jokowi, ada Kapolri Jenderal Tito Karnavian, ada Wakapolri Komjen Syafruddin, dan ada Irjen Arief Sulistyanto selaku peneraju perahu SDM Polri.

Arief kini memasuki tahun keduanya sebagai Asisten SDM Polri dan proses rekrutmen 2018 mulai dilaksanakan. Rekrutmen tahun 2017 dinilai Wakapolri Komjen Syafruddin sebagai yang terbaik sepanjang 5 tahun terakhir.

“Seleksi di Polri ini adalah seleksi yang terbaik, paling tidak di lima tahun terakhir, dari 2012 sampai dengan 2017, baik itu seleksi pendidikan pertama Bintara, Akpol, pendidikan pengembangan, termasuk pendidikan pengembangan karier Lemhannas dan Sespimti,” kata Komjen Syafruddin.

Pada proses seleksi Polri 2018 ini, Arief bersama timnya bertekad untuk melaksanakannya lebih baik lagi dari tahun 2017. Untuk itu, jauh-jauh sebelum proses seleksi dimulai semua panitia penerimaan diajak ke Surabaya, ke Tugu Pahlawan dan mengucapkan sumpah bebas korupsi kolusi nepotisme (KKN). Juga berikrar akan melawan segala bentuk tekanan yang akan datang.

Tulisan menjadi pengantar untuk tulisan-tulisan berikutnya yang berisi bab demi bab di buku Arief Effect. Sebelumnya menuliskan pengantar ini, redaksi suarasiber.com lebih dulu mengonfirmasi ke As SDM Polri Irjen Pol Arief Sulistyanto MSi. Syabas jenderal. Ilmu amallah amal ilmiah. (mat)

Loading...