Badan Pengawas Desa Soroti Ketidakadilan Pengelola SPBUN

Loading...

ANAMBAS (suarasiber) – Alangkah senangnya warga dan nelayan bisa dengan mudah mendapatkan presmium atau solar karena sudah dibangun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN) di Desa Landak, Kecamatan Jemaja.

Namun kondisi itu dikabarkan hanya terjadi beberapa hari. Bahkan sejumlah warga mengaku belum pernah merasakan membeli minyak di depot SPBUN yang harganya normal. Kini ketersediaan minyak pun habis.

Anggota Badan Pengawas Desa (BPD) Desa Landak, Kecamatan Jemaja, Alizar memberikan keterangan saat dijumpai di kantornya.

“Menurut saya kalau warga yang membeli ya sesuai jatah, sementara kalau pengusaha atau pengecer diberikan lebih,” terang Alizar, Selasa (27/2/2018).

Alizar pun belum pernah antre BBM di SPBUN. Masih seperti yang dulu, ia membelinya secara eceran di pengecer minyak. “Memang lebih mahal kalau beli di pengecer, tetapi bagaimana, SPBU kehabisan stok BBM,” tambahnya.

Tertera di papan pengumuman harga BBM di SPBUN. Premium Rp6.450 per liter, solar Rp5.150 per liter. Tetapi warga masih membayar harga lama. Premium 35 liter dibanderol Rp215 ribu, sedangkan solar Rp180 ribu per jeriken berisi 35 liter.

Kepala Desa Landak Kecamatan Jemaja, Amirullah mengatakan, pihaknya telah menyurati pengelola SPBUN. Lantaran belum ada tanggapan, pihaknya akan mencoba mengadukan lagi keluhan warga.(feri)

Loading...