Pembagian Zona Sebabkan Penataan Listrik di Karimun Rumit

Loading...

KARIMUN (suarasiber.com) – Karimun memiliki tiga zona yang ditetapkan secara nasional. Zona 1 PT Soma, Zona 2 PT Karmun Power Plant, dan Zona 3 wilayah PLN. Pembagian ini diakui Manajer PT PLN Area Tanjungpinang membuat pengaturannya sedikit rumit.

“Yang menjadi masalah saat ini, seperti kita ketahui bersama di Karimun agaj rumit disebabkan ada tiga zona,” ujar Fauzan, saat menandatangani nota kesepahaman (MoU) bidang kelistrikan antara Pemkab Karimun dan PLN Wilayah Riau dan Kepri Area Tanjungpinang, Rabu (7/2/2018).

Setiap zona menjadi tanggung jawab pihak yang ditunjuk tadi. Misalnya, PLN yang ada di Zona 3 tidak bisa serta merta mengambil alih atau masuk ke Zona 1 atau 2, meski tujuannya untuk kepentingan publik.

“Sudah ada zonanya masing-masing. Semoga ke depan bisa kita bicarakan, termasuk jaringan PLN yang ada di Zona 1 dan 2,” imbuh Fauzan.

Jaringan PLN di kedua zona tadi memang sudah ada sebelum penetapan zona. Karena PLN jelas berusaha memberikan aliran listrik ke masyarakat, soal zona itu akan diambil alih. Tentu saja sesuai aturan zona. “Itu akan dibicarakan,” janji Fauzan.

Dikatakannya saat ini hampir seluruh desa di Karimun sudah teraliri listrik. Di tahun 2018 ini, PLN berencana menuntaskan persoalan listrik di desa-desa yang masih membutuhkannya.

Saat ini PLN memiliki kapasitas 40 MW, sementara yang mampu disalurkan 35 MW. Pemakaian tertinggi baru di angka 25 MW. Masih ada surplus 10 MW. Inilah yang akan digunakan untuk pengembangan listrik di desa-desa di Karimun. Jika kurang, bakal ditambah lagi 10 MW.

Sementara Bupati Karimun, Aunur Rafiq berharap jaringan ditata dengan rapi. Kabel-kabel, sebutnya, sebisa mungkin ditanam di bawah tanah. “Jangan lupakan juga tata kotanya agar tetap indah,” kata Bupati.

Bupati juga menginginkan listrik di Coastal Area ditangani saja oleh PLN. “PLN yang menyiapkan jaringan, Pemkab yang membayar,” kata Bupati.

Ia menyebutkan, sampai saat ini masih ada 20 daerah membutuhkan listrik. Dari jumlah itu, 11 diantaranya justu tengah menjadi prioritas. Seperti Pulau mandah yang memiliki budidaya ikan. Ada juga Teluk Radang, ada penggilingan padi yang jelas membutuhkan listrik. (adi)

Loading...