Ikan Selar Ternyata Sumbang Inflasi Kota Tanjungpinang

Loading...

TANJUNGPINANG (suarasiber.com) – Inflasi Kota Tanjungpinang pada 2017 naik 0,31 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Namun masih tetap di bawah Batam. Perlu keseriusan untuk mencermati penyebabnya.

Hal tersebut disampaikan Plh Wako Tanjungpinang, Drs Riono MSi, saat memimpin Rapat Koordinasi TPID, di ruang rapat Kantor Wali Kota Tanjungpinang, Kamis (18/1). Dipaparkan oleh Riono, TIPD harus melakukan berbagai inovasi dan berbagai upaya untuk menekan inflasi yang ada di Kota Tanjungpinang.

“Kita berbuat bukan untuk penghargaan, tetapi kita berbuat untuk kemasyarakatan, karena dengan inflasi yang rendah dan cenderung stabil akan dapat meningkatkan daya beli dari masyarakat,” kata Riono.

Data yang disampaikan oleh perwakilan BI Provinsi Kepri dan BPS Kota Tanjungpinang yang hadir dalam kegiatan itu, meski mengalami peningkatan inflasi Kota Tanjungpinang masih tergolong normal berkisar pada angka 3.37 persen masih di bawah Kota Batam yang berada pada angka 4,13 persen, Provinsi Kepri 4,02 persen dan nasional 3,61 persen.

Pada awal tahun 2018, menurut data, akan ada kenaikan di beberapa komuditas bahan makanan, seperti cabai rawit, kolputih /kubis, cabe hijau, buncis, tomat buah, tomat sayur, danun bawang dan lain-lainnya begitu pula dengan ikan.

Untuk komuditas ikan diperkirakan akan terus memberikan inflasi bagi Kota Tanjungpinang hingga pertengahan bulan februari, menurut kepala BUMD hal ini terjadi dikarnekan masih musim angin yang menyebabkan pasokan ikan itu sendiri juga sulit masuk terutama dari Anambas, ombak yang tinggi menjadi kendala dalam pasokan ikan ke Tanjungpinang.

Terkait hal itu, disarankan ada perbuahan pola makan bagi mayarakat Tanjungpinang. Ikan yang tidak menyumbangkan inflasi seperti tamban bisa dikonsumsi lebih sering. Sedangkan ikan selar yang menyumbangkan inflasi, bisa dikurangi sementara waktu.

Stok beras yang ada pada Bulog masih cukup untuk 3 sampai 4 bulan mendatang dengan jumlah jumlah sisa stok 1.350 ton dengan harga yang masih relarif normal, begitu juga dengan gula. (mat)

Loading...