Akibat Komentarnya di Medsos, Warga Diamankan

Loading...

BINTAN (suarasiber.com) – Mulutmu harimaumu, mungkin itu dulu. Sekarang zaman canggih, untuk dianggap berbahaya tak harus menyuruh harimau membuka mulut. Ada banyak media sosial bisa dipilih, mau nulis apa saja juga boleh. Nah, akibatnya itu yang tidak dipikirkan PeEs.

PeEs adalah warga Kampung Seikecil Desa Sebong Lagoi, Kecamatan Teluk Sebong berusia 21 tahun. Ia juga satu dari sekian banyak warga yang hanya sekolah sampai kelas tiga Sekolah Dasar.

Meski demikian, ia pandai menggunakan media sosial Facebook. Ia juga tak kesulitan untuk menuangkan isi hatinya lewat dinding di akun aplikasi buatan Mark Zuckerberg itu.

Seperti dituliskannya Minggu malam (28/1/2018) sekitar pukul 22.00 WIB, PeEs menuliskan sesuatu di Facebooknya. Tidak seperti biasanya, ada nada kemarahan dalam tulisannya. Ia tak menyadari bahwa statusnya dengan cepat segara dibaca warga.

Dan malam itu juga, sekitar rumahnya ramai oleh warga yang tak terima dengan isi status PeEs di facebook. menurut warga, status PeEs sudah menghina salah satu suku. Dan ini tak bisa diterima warga.

Polisi pun turun tangan. Kapolsek Bintan Utara Kompol M Jaswir mengatakan, PeEs diamankan karena dianggap meresahkan, setelah komentarnya di Facebook yang dianggap menghina suku.

“Kami amankan ke Mapolsek, kondisi keamanannya cukup rawan. Malam itu ada sedikitnya 10 warga sudah berkumpul,” kata Jaswir, Senin (29/1/2018).

Dijelaskannya, pelaku yang tak lulus SD saat ini dimintai keterangan. Demi keamanan, PeEs pun masih berada di Mapolsek Bintan Utara.

Dari hasil interogasi, terkesan PeEs memang cukup emosional. Awalnya, ia membaca status Facebook seorang warga. Entah apa yang membuatnay emosi, ia pun membalas komentar tersebut. Sudahlah dianggap menghina salah satu suku, PeEs juga menuliskan kata-kata tak senonoh, dan menantang salah warga dari satu suku tersebut.

Polisi berusaha menjembatani perdamaian. Mediasi dilakukan antara PeEs dan sesepuh suku yang disebut PeEs dalam statusnya.

“Kami sedang menunggu tokoh-tokoh suku itu. Dan akan kami duduknan bersama. Harapan kami, ini dapat didamaikan. Pelaku lebih baijaksana jika meminta maaf,” ujar Jaswir. (mat)

Loading...