Pewarna Tekstil Alami, Batik Soemirah Digemari WNA

Loading...

MAGELANG (suarasiber) – Pewarna tekstil alami terbukti mampu membuat Batik Soemirah digandrungi warga negara asing (WNA). Kelik Soebarjo, pemilik usaha batik ini pun bangga kain khas tradisional Indonesia ini menjadi oleh-oleh bagi wisatawan mancanegara.

Batik Soemirah lahir 10 tahun lalu usai Kelik yang juga seniman dan penggagas berbagai acara fashion show ini pulang dari pelatihan. Ceritanya kepada suarasiber, Senin (8/7/2019), kala itu ia masih mengajar les matematika.

Sewaktu membuka pintu tempat lesnya, didapatinya selembar undangan pelatihan membatik yang diadakan Pemko Magelang, Jawa Tengah. Ada 20 orang yang berangkat bersamanya ke Bandung. Di sana mereka digembleng soal teknik membatik.

Darah seni lukis yang mengalir dalam tubuh Kelik akhirnya memacu kreativitasnya. Terbukti, dari 20 orang yang ikut pelatihan, hanya 4 yang benar-benar menekuni batik hingga saat ini.

Bangga Batik jadi Oleh-oleh Wisman

batik soemirah ini menggunakan pewarna tekstil alami dan disukai wna
Beberapa contoh motif Batik Soemirah yang diciptakan Kelik dipajang di tokonya. Foto – nurali/suarasiber

Selama perjalanan karirnya sebagai pembatik, Kelik sudah sering ikut pameran. Pameran baginya menjadi tempat untuk menunjukkan kepada banyak orang bahwa batik memiliki nilai tersendiri.

“Ada yang dari Taiwan juga beberapa wisatawan Eropa yang berkenan membeli Batik Soemirah,” terang Kelik kepada suarasiber.com di gerainya, di Jalan Tentara Pelajar, Magelang, Jawa Tengah.

Dengan banykanya motif yang sudah diciptakannya, para pembeli, baik kolektor maupun konsumen biasa bisa memilih. Selain karena karya yang diciptakannya laku, perasaan bangga melebihi semua itu tatkala ada bule yang dengan senang membawa Batik Soemirah ke negara asalnya.

Setidaknya, bagi Kelik, akan semakin banyak orang di luar Indonesia yang tahu bahwa negeri ini memiliki warisan leluhur yang masih tetap terjaga hingga kini.

Batik melengkapi berbagai pesona Indonesia lainnya, selain keindahan alam dan atraksi budayanya. Kepercayaan wisatawan mancanegara terhadap Batik Soemirah juga menjadi pendorong baginya untuk tidak berhenti berkarya.

Indonesia Kaya Pewarna Teksil Alami

Beragam warna untuk motif Batik Soemirah bukan didapatkan Kelik dengan tiba-tiba. Ia rajin mencari bahan alami seperti bagian tumbuhan untuk dicoba. Meski sudah menemukan warnanya, ia harus mengujinya terlebih dahulu daya tahan atau kekuatannya.

Kelik tak menginginkan pewarna teksil alaminya cepat luntur. Sudah biasa baginya trial and error sebelum meluncurkan warna baru untuk motif Batik Soemirah.

Ia mengaku bersyukur tinggal di Indonesia. Karena di tanah negeri ini melahirkan beragam tumbuhan yang mengandung zat pewarna. Jika terus mencari ia yakin masih banyak bahan alami yang memiliki pewarna lain.

“Bukan berarti saya sama sekali tidak menggunakan pewarna kimia, hanya perbandingannya sangat sedikit. Saya lebih tertantang untuk menggunakan pewarna tekstil alami,” katanya.

Motif Batik yang Nyeleneh

Kelik memang pembatik, namun juga pelukis. Karena itulah ekspolrasi batiknya kian menjadi. Bahkan ia bisa menjadikan sesuatu yang bagi orang lain biasa menjadi motif Batik Soemirah.

Beberapa motif batiknya pun dikenal nyeleneh. “Ini motif kupat tahu, ini motif senerek. Senerek itu sebutan untuk kacang merah di Magelang, kalau yang itu stupa Borobudur,” terang Kelik menunjukkan koleksi batiknya.

Ia tak pernah takut menciptakan motif batik yang tidak lazim karena baginya nama besar batik. Justru bagi kolektor, mereka akan memburu motif batik yang tidak biasa, tidak dengan mudah ditemukan di pasaran.

“Saya berusaha memunculkan kerifan lokal daerah ini (Megalang). Indonesia memiliki banyak daerah dengan kearifan lokaslnya masing-masing. Bisa digali untuk wujud beragam, kalau saya ya batik,” sambungnya.

Kelik juga bangga para pembatik daerah di Indonesia mengangkat kearifan lokal untuk karyanya. Secara tak langsung hal ini membuat koleksi motif batik Nusantara semakin lengkap.

“Mas dari mana?” tanya Kelik kepada suarasiber.

Saat dijawab dari Pati, Jawa Tengah, dengan cepat ia pun menyambung kalimatnya, “Kalau di Pati yang terkenal Batik Bakaran, Juwana,”

Unggul dengan Pewarna Tekstil Alami

kelik sang pemilik batik soemirah yang setia dengan pewarna tekstil alami
Di tokonya, Kelik juga menjual tas batik berbahan kulit dan batik. Foto – nurali/suarasiber

Tetap mempertahankan bahan pewarna berbasis alam, Kelik pun mendapatkan pesanan yang ia sendiri lupa jumlahnya. Uniknya, meski hanya memesan satu lembar batik pun akan dikerjakannya.

Biasanya yang memesan seperti ini memintanya mendesain motif batik sesuai keinginan konsumen. Untuk jasa mendesain satu motif batik, ia mengenakan tarif Rp250 ribu.

Dimintai pendapatnya perbedaan pewarna alami dan sintetis (kimia) Kelik menjawab keduanya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Yang pasti, kata dia, pewarna alami lebih aman bagi kesehatan. Meski untuk mendapatkan warna yang pekat ia harus membutuhkan bahan alam yang banyak. Berbeda dengan pewarna kimia, lebih praktis dan ekonomis. Jumah warnanya juga bisa dibuat banyak varian.

Berdasarkan hal tersebut Kelik selalu menanyakan terlebih dahulu keinginan pemesan atau konsumen. Ia pun menjelaskan dengan lengkap jika ada yang konsultasi sebelum memesan atau membeli Batik Soemirah.

Proses Pewarna Tekstil Alami yang Melelahkan

Batik Soemirah dikerjakan oleh Kelik dengan empat karyawan. Dua orang spesialisasi di canting, seorang di cat dan sisanya gambar. Namun Kelik akan turun sendiri untuk mendesain motif juga proses pewarnaan.

Apalagi jika pewarnaan dengan bahan alami, diakuinya bisa membuatnya harus betah di tempat produksinya.

“Kalau mau gampangnya ya pakai saja pewarna sintetis. Namun kalau ada yang pesan ingin pakai bahan alami, ya harus saya layani,” tuturnya sambil melayani pembeli di gerainya.

Soal persaingan usaha dan masa depan batik dengan pewarna alami, Kelik mengembalikan kepada dirinya sendiri. Ia menyebut satu kata kunci dalam mengembangkan usahanya yang dikatakannya tetap eksis mengikuti kemajuan zaman.

Kuncinya ialah optimis. Dengan optimis ia mengaku selalu bisa mendapatkan peluang. Termasuk menghilangkan keraguan saat menggunakan pewarna tekstil alami. (man)

Loading...