Mencari Pemimpin Bintan 2020: Jangan Memilih Kucing dalam Karung

Loading...

Menghadapi tahun 2020, bangsa Indonesia akan digemuruhkan dengan pesta demokrasi serentak yaitu Pemilihan Kepala Daerah. Proses politik ini merupakan pengejawantahan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Antara Pilkada dan Pilkabe

Drs.H.Fakhrizal Usman, M.Si

Esensi Pilkada ini adalah akan lahirnya sosok seorang pemimpin yang legitimasi dan benar-benar merupakan pilihan rakyat, bukan pilihan sekelompok orang atau golongan tertentu demi kepentingan tertentu pula dengan cara-cara yang terhormat dan tidak curang serta sesuai dengan peraturan perundang-ndangan yang berlaku.

Lain halnya dengan Pilkabe, yang merupakan salah satu alat kontrasepsi yang bertujuan untuk membatasi dan mengatur jarak kehamilan. Pengaturan seperti ini seharusnya dilakukan oleh kedua belah pihak, akan tetapi kenyataannya lebih banyak difokuskan pada hanya kepentingan golongan tertentu yang ingin menguasai kaum yang lemah dan kaum yang termarginal lainnya serta tidak mau bertanggungjawab.

Nah dalam kontek kekinian, faktor legitimasi kekuasaan sangat diharapkan dengan kehadiran seorang pemimpin yang benar-benar dinginkan oleh rakyatnya dan benar-benar pilihan masyarakatnya.

Dalam hal ini, tidak ada pembatasan kepada hak pilih masyarakat, tidak ada pemaksaan bagi masyarakat untuk memilih siapa yang jadi pemimpinnya, tidak ada penggiringan kepada calon tertentu dan tidak ada ancaman kepada masyarakat bila kalah maka daerahnya tidak akan dibangun.

Yang diharapkan adalah akan lahirnya seorang pemimpin yang benar-benar asli bukan pemimpin yang palsu hanya berkedok topeng dimana setelah terpilih maka dengan berbagai macam cara.

Pemimpin tersebut melakukan apa yang diinginkannya dan tidak memiliki konsep dan terobosan dalam membangun daerah, tidak amanah serta tidak bertanggungjawab terutama kepada Allah SWT.

Oleh karena itu, masyarakat Kabupaten Bintan khususnya Tambelan perlu mempersiapkan diri secara matang, harus mampu memilih dan melihat wajah asli sosok pemimpinnya.

Lihatlah sedalam-dalamnya sifat, watak, perilaku dan kecerdasannya, serta akhlak dan budi pekertinya bukan dari wajah serta tampilan luarnya, iming-iming dan janji-janji politik manisnya. Dimana setelah terpilih nanti janji-janji tersebut tidak terbukti, janji tinggal janji. Itulah yang selalu menjadi alasan klasik pemimpin terpilih saat ini.

Kondisi Kabupaten Bintan saat ini menunjukkan betapa beratnya tantangan yang harus dihadapi oleh pemimpin anak negeri. Apalagi berhimpitan dengan negara tetangga yang notabene tingkat persaingan dan kompetisi yang tinggi dengan negara maju.

Oleh karena itu, typologi wilayah Bintan yang sangat strategis ini akan memerlukan seorang figur pemimpin dengan kecerdasan dan visi serta strategi khusus dalam memetakan serta memandang dan mengembangkan wilayahnya demi kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bintan.

Jadi pesta demokrasi bukanlah seperti Pilkabe, jangan seperti Memilih Kucing Dalam Karung.

Mampukah Tambelan Mengejar Ketertinggalannya?

Melihat gerak laju pembangunan di Kabupaten Bintan khususnya Kecamatan Tambelan pada 4 tahun terakhir, telah mengalami beberapa perubahan dibandingkan kondisi sebelumnya.

Perubahan tersebut telah dinikmati dan dirasakan oleh masyarakat tempatan d iberbagai sektor dan bidang kehidupan masyarakat. Perubahan dimaksud sudah merupakan suatu tuntutan perkembangan zaman serta tuntutan kehidupan masyarakat yang ingin hidup lebih baik.

Persoalannya apakah tuntutan perkembangan zaman tersebut telah benar-benar dirasakan sebagai kebutuhan yang layak bagi masyarakat tempatan. Ini yang mungkin perlu dikaji secara lebih mendalam, sehingga kita bisa mengkonkluasikan suatu persoalan pembangunan dalam rangka merumuskan suatu gagasan dan pemikiran yang cerdasa, maju dan factual bagi kemajuan serta martabat masyarakat di Kecamatan Tambelan.

Oleh karena itu, dalam konteks wilayah administrative dan keadilan serta pemerataan akan hasil-hasil pembangunan, apakah seorang pemimpin telah mampu menjalankan kepemimpinannya yang sesuai dengan situasional wilayah setempat.

Untuk itu perlu kita evaluasi secara menyeluruh dalam rangka mengambil keputusan serta menentukan pilihan dimasa yang akan datang. Kita tidak ingin terjebak dalam hal yang sama dan kita tidak ingin terperosok pada lobang yang sama pula, bila hal itu terjadi maka kita digolongkan kelompok orang yang merugi.

Apabila kita meneropong wilayah Kecamatan Tambelan, statusnya sebagai kecamatan terluar, terpencil dan tertinggal belum sepenuhnya mampu dipecahkan oleh pemimpin manapun sampai saat ini.

Fakta menunjukkan betapa sulitnya orang-orang Tambelan khususnya serta masyarakat luar nak berkunjung ke Pulau Tambelan ini atau warga Tambelan nak pergi berurusan menuju Ibu Kota Kabupaten atau mengunjungi sanak saudaramya atau ada keperluan khusus lainnya seperti berobat atau rujukan pasien yang sakit parah atau kritis, anak-anak pingin sekolah dengan jadwal waktu yang terbatas, dll mereka tetap menghadapi dan melawan gelombang serta angin yang kuat.

Mereka tetap berjuang antara hidup dan mati demi memenuhi hidup dan menggapai cita-cita masa depannya. Mestinya hal-hal seperti ini perlu dirasakan juga oleh seorang pemimpin daerah bagaimana beratnya perjuangan hidup masyarakat Tambelan dalam memenuhi dan meningkatkan kehidupannya secara mandiri.

Kadang-kadang alam tak bersahabat dengan kita dan susah ditaklukkan atau diajak kompromi, meskipun modal keberanian dan jiwa pelaut warga Tambelan tempat kampongku dilahirkan tetap menggelora seperti dentuman gelombang Laut China Selatan yang membahana.

Namun perjuangan terus dilakukan oleh seluruh anak negeri Tambelan dimanapun berada. Daerah ini penuh potensi serta menjadi destinasi wisata surganya dunia Laut dengan perikanan yang luas, terumbu karang yang elok, jumlah pulau yang banyak dan masih asri, berbagai jenis plora dan fauna yang indah dan langka, dan sebagainya.

Upaya pembangunan transportasi udara belum tentu mampu meningkatkan tarap hidup masyarakatnya. Strategi Pembangunan Bandara itu penting dan prioritas dalam rangka membuka keterisolasian daerah, akan tetapi pemanfaatannya tidaklah maksimal oleh masyarakat setempat. Kalaupun rutinitas setiap hari rute penerbangannya, namun tidaklah maksimal bisa bermanfaat bagi semua lini atau tingkatan hidup masyarakat setempat.

Astinya pemanfaatan Bandara di Kecamatan Tambelan hanya dinikmati oleh kelompok kelas menengah ke atas. Dan ini bukan kebutuhan masyarakat setempat tapi keinginan dari pemangku kepentingan.

Oleh karena itu Kebijakan yang harus diambil guna menyelesaikan suatu wilayah sebagai daerah terluar, terpencil dan tertinggal adalah hanya Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan Transportasi Laut yang rutin dan layak.

Di sinilah letaknya Political Will-nya seorang pimpinan daerah dalam rangka bertekad mensejahterakan dan meningkatkan pendapatan masyarakatnya melalui Kebijakan subsidi Penyediaan Sarana Kapal atau Ferry Pulang Pergi dari Ibukota Kabupaten dengan Kecamatan Tambelan secara Rutin.

Menemukan Pemimpin Bintan yang Visioner dan Amanah

Pesta Pilkada 2020 ini merupakan momentum kebangkitan Warga Tambelan khususnya untuk dapat menentukan hak pilihnya dengan mampu menghadirkan sosok pemimpin yang visoner seperti disebutkan Burt Nanus diatas dalam percepatan pembangunan disegala bidang dengan tetap mengedepankan budaya dan kearifan local masyarakat Tambelan.

Apalah artinya kemajuan pembangunan tetapi justru meluluhlantakkan budaya dan tradisi masyarakat setempat yang sudah terpelihara dan terbina bertahun-tahun sejak nenek moyang mereka. Seorang ahli kepemimpinan bersama Burt Nanus (2001) dalam bukunya Kepemimpinan Visioner, mengungkapkan bahwa

“Di Kota-kota, gereja, sekolah, pengadilan, rumah sakit, museum, lembaga-lembaga lainnya tampak sangat membutuhkan pemimpin visioner yang akan mengarahkan mereka, para pemimpin yang ulet dan percaya pada kemampuannya, berani mengambil resiko, lugas dan bersemangat, serta mamou memberikan inspirasi dan dorongan”.

Selanjutnya dalam khasanah budaya melayu, kita diingatkan juga dengan untaian sebuah lagu “Lancang Kuning” yang berbunyi….”Lancang kuning berlayar malam. Kalau nakhoda kurang paham, Alamat kapal akan tenggelam”. Rangkaian kata-kata dalam lagu manis ini, sarat dengan makna dan filoshofi yang mendalam tentang pemimpin dan kepemimpinannya.

Meskinya kita orang Melayu bangga dan lebih paham dengan persoalan Pemimpin dan Kepemimpinannya. Karena nilai-nilai dasarnya telah diwariskan oleh Datok dan Nenek Moyang kita Orang Melayu, yang identik dengan Islam.

Oleh karenanya berhati-hatilah dalam memilih pemimpin Bintan yang akan datang, kalau salah pilih maka akan sulitnya daerah ini berkembang mengikuti arus globalisasi dan digitalisasi dunia saat ini. Dan lima (5) tahun kita akan merana dan rugi dibuatnya serta lima (5) lagi kita akan menunggunya dan nasi sudah menjadi bubur.

Dari lirik lagu tersebut, paling tidak terdapat 4 makna yang hakiki dan perlu kita cermati dan diambil pelajarannya, yaitu :

Berlayar Malam

Makna berlayar malam, mengisyaratkan bahwa mengnahodai perahu pada waktu siang hari akan lebih mudah karena didukung oleh situasi dan kondisi yang normal, cerah dan jelas. Beda halnya dengan berlayar pada waktu malam, dengan suasana yang gelap dan mencekam, jarak pandangan terbatas serta bertarung antara hidup dan mati, diperlukan mata bathin yang kuat..

Seorang pemimpin yang mampu memimpin dalam lingkungan yang serba terbatas dan kekurangan seperti gelapnya waktu malam, niscaya pemimpin tersebut akan berhasil dimata masyarakat.

Nakhoda Kurang Paham

Makna kalau nakhoda kurang paham, bahwa carilah seorang pemimpin yang benar-benar mengerti akan lingkungan dan masyarakat serta mempunyai jiwa kepemimpinan yang kuat.

Konsep jiwa dalam makna kepemimpinan ini, adalah sangatlah mendasar, karena tanpa jiwa maka badan tidak akan berguna serta tidak ada apa-apanya. Oleh karena itu, jiwa seorang pemimpin, alam menentukan kualitas dirinya. Tapi sebaliknya bila jiwanya tidak menggelora dan memiliki kecerdasan maka alamat kapal akan karam ditengah laut.

Begitu juga halnya dengan seorang kepala daerah dalam memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerahnya.

Kapal Akan Tenggelam

Makna kapal akan tenggelam adalah suatu analog bahwa setiap pemimpin pasti akan menghadapi berbagai cobaan dan tantangan baik dari dalam maupun dari luar dan dia harus mampu mencari solusinya.

Dan bilamana seorang pemimpin tidak mampu membaca kondisi lingkungan yang dipimpinnya dan disertai pula ianya tidak punya kemampuan individu yang kuat, maka sudah dipastikan kapal akan tenggelam.

Kondisi ini menggambarkan penyelenggara pemerintahan yang tidak mampu memetakan wilayah adminstratifnya, menggali dan mengembangkan potensinya sehingga tidak memberi manfaat bagi kesejahteraan dan kemakmuran masyarakatnya.

Di sisi lain Burt Nanus mengemukakan juga bahwa “pemimpin yang efektif selalu mempunya rencana, mereka berorientasi penuh pada hasil. Mereka mengadopsi
visi-visi baru yang menantang, yang dibutuhkan dan bisa dijangkau, mereka mengkomunikasikan visi-visi tersebut, dan mempengaruhi orang lain sehingga
arah baru mereka mendapat dukungan dan bersemangat memanfaatkan sumber daya dan energi yang mereka miliki untuk mewujudkan visi-visi tersebut”

Dengan cara inilah para pemimpin yang efektif membangun lembaga-lembaga besar yang dapat merubah dunia”. Selanjutnya dijelaskan juga bahwa Para pemimpin adalah pelopor.

Mereka adalah pengembara di kawasan yang belum terjamah. Mereka membawa kita kepada tujuan-tujuan baru yang sering aneh. Orang-orang yang memimpin adalah barisan terdepan yang memperjuangkan perubahan.

Namun kreteria itu belumlah cukup sehingga perlu ditonjolkan sifat yang amanah dan berkeadilan dalam membangun wilayahnya. Sifat ini merupakan ajaran Rasullullah Muhammad SWA, yang dapat diartikan seorang pemimpin yang bertanggungjawab baik di dunia maupun di akhirat atas segala kepemimpinannya.

Sedang berkeadilan, diharapkan seorang pemimpin mampu melihat dan memetakan potensi dan kondisi wilayahnya serta mencarikan solusi pembangunan dengan strategi dan kebijakan serta arah pembangunan yang tepat guna dan tepat sasaran bagi masyaraka twilayah tempatan, sehingga terkesan tidak ada daerah yang terabaikan atau dengan istilah ada daerah yang dianaktirikan karena dalam proses Pilkada wilayah mereka kalah

Berdasarkan hal di atas, maka kita harus mencari seorang pemimpin Bintan ke depan yang visioner. serta amanah dan berkeadilan dalam membangun dan mengelola wilayahnya secara bertanggung jawab dan tidak diskriminatif antar wilayah administrasinya.

Kalau ada putra daerah yang punya komitmen serta mampu, harus kita dukung bersama dan harus kompak, tidak bercerai berai. Dengan demikian seluruh daerah akan terbangun dan berkembang sesuai kondisi dan potensi wilayahnya dan kebutuhan serta kemajemukan dan kearifan local masyarakatnya.

Mudah-mudahan masyarakat Bintan khususnya Warga Tambelan menemukannya. Amien YRA…

Penulis Drs.H.Fakhrizal Usman, M.Si
Bermastautin di Pekanbaru

Loading...