Antara Pileg Serentak dan Momentum Halal Bihalal Masyarakat Tambelan

Loading...
Drs H Fakhrizal Usman MSi

Pesta demokrasi telah usai, tepatnya tanggal 17 April 2019 bangsa Indonesia telah melewati proses demokrasi pertama serentak dimana seluruh masyarakat Indonesia memilih presiden dan wakil presiden serta memilih anggota legislatif diberbagai tingkatan wilayah administratif.

Untungnya pelaksanaan pemilu tersebut berdekatan dengan pelaksanaan ibadah Puasa di Bulan Suci Ramadhan 1440 H bagi Umat Islam khususnya di Indonesia.

Selesai pesta demokrasi tersebut, telah melahirkan persepsi yang beragam ditengah masyarakat, ada yang gembira dan ada yang sedih. Ada yang pro dan ada juga yang kontra, apalagi memakan banyak korban meninggal dunia bagi petugas tingkat kecamatan, dan lain sebagainya.

Yang jelas proses pemilu tersebut telah usai dan kita harus sabar menunggu hasilnya, dimana keputusan akhir telah dilimpahkan dan ditentukan oleh Mahkamah Konstitusional RI sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia.

Tujuan hakiki pelaksanaan Pemilu tersebut dalam Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan di Indonesia adalah di mana proses memilih para wakil-wakil rakyat atau masyarakat di daerah perwakilannya untuk duduk pada suatu jabatan tertentu sebagaimana telah diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Makna wakil rakyat ini mengandung arti yang sangat dalam karena terkandung unsur amanah. Sifat Amanah adalah salah satu sifat yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW serta menurut Imam Al Ghazali, Amanah itu merupakan suatu yang sangat berat dipikul manusia. Karena kelak akan dimintai pertanggungjawaban.

Inilah yang sangat perlu dipahami dan direnungkan oleh calon penghuni Gedung Perwakilan Rakyat di mana pun mereka berada. Amanah itu akan dipertanyakan pada saat kita telah meninggalkan dunia yang fana ini.

Beruntunglah bagi mereka yang mampu dan sanggup memegang amanah tersebut, sehingga selamatnya mereka dari azab api neraka…Itulah janji Allah SWT.

Bagi Bangsa Indonesia sangatlah diuntungkan, karena hiruk pikuk dan konflik pelaksanaan Pemilu tersebut dapat diredam dengan memasuki pelaksanaan ibadah puasa Ramadhan 1440 H. Mengingat bagi umat Islam, kegiatan keagaan ini adalah ibadah yang sangat mulia serta sangat ditunggu-tunggu oleh orang-orang yang mengaku dirinya beriman kepada Allah SWT. Meskipun di sana sini ketidakpuasan tersebut tetap muncul di tengah masyarakat, namun masih bisa dikendalikan.

Bisa dibayangkan kalau bulan puasa itu belum datang, berbagai kemungkinan yang tidak kita inginkan pastilah akan terjadi serta meluas dan bisa berdampak pada disintegrasi bangsa.

Menagih Janji Calon Legislatif  Terpilih

Kontestasi peserta Pemilu telah melahirkan jagoan-jagoan yang sudah terlihat wajah dan profilnya berdasarkan hasil perhitungan KPU serta akan diuji kembali kebenarannya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bagi para pemilih, secara jujur harus mengatakan bahwa ada dua kemungkinan yaitu calon terpilih itu
memang pilihannya atau bukan pilihannya namun pilihan orang lain yang menang.

Nah hak ini perlu dibedah lebih lanjut karena akan terkait dengan peran dan fungsi keterwakilannya dalam wilayah pemilihan. Oleh karena itu, janganlah berharap banyak kepada calon legislatif terpilih tersebut yang tidak kita pilih dan tidak menang diwilayah pemilihan kita. Harapan tinggal harapan dan nasi sudah menjadi bubur.

Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tiada berguna. Perlulah dievaluasi dan dikaji kembali serta direnungkan untuk kemajuan kampong kita, masyarakat kite, serta nasib saudare-saudare dan keluarge-keluarge
kite di Tambelan 5 tahun ke depan. Itu pun kalau kita masih panjang umur bisa memilih kembali.

Oleh karena itu dalam perilaku proses politik, sangat memerlukan kecerdasan dan strategi yang jitu serta penuh perhitungan bukan penuh nafsu. Komitmen bersama perlu disepakati dan dibentuk oleh tokoh-tokoh masyarakat untuk penentingan yang lebih besar untuk membangun Tambelan.

Serta jauhkanlah kepentingan pribadi atau kelompok dan golongan yang tidak ada manfaat dan hasilnya alias kalah. Jadi tidak ada gunanya kita berkoar-koar mengharapkan dukungan para wakil wilayah kita yang terpilih/duduk, sementara pilihan kita tidak tertuju kepadanya.

Ini suatu realita politik yang harus kita pahami dan kita pikirkan ke depan serta selanjutnya kita ubah mindset atau cara perpikir kita kearah yang lebih baik, lebih produktif dan lebih membangun untuk kepentingan masyarakat Tambelan khususnya.

Kapal Gratis Halal Bi Halal

Momentum berhari raya idul fitri, biasanya akan diikuti dengan kegiatan balek kampong atau berhari raya bersama sanak keluarge di kampong. Kebiasaan tahunan seperti ini sudah turun temurun dilaksanakan oleh masyarakat. perjuangah untuk pulang kampong tersebut memerlukan perjuangan dan kesiapan baik fisik maupun spiritual.

Sebagai salah satu kecamatan yang terluas perairannya dari 10 kecamatan yang ada di Kabupaten Bintan, maka Kecamatan Tambelan sangat memerlukan kebijakan khusus pembangunan dibidang transportasi laut.

Transportasi Laut tersebut diistilahkan dengan Tol Laut Tambelan, yang bertujuan untuk membuka jalur perhubungan dan lalu lintas barang serta orang antara ibukota Kabupaten Bintan dengan kecamatan terluarnya ebagai bagian yang tak terpisahkan dari Kabupaten Bintan.

Akibat kurangnya transportasi laut ini, menjadikan Kecamatan Tambelan terus terisoler serta sulit untuk maju dan berkembang sehingga lalu lintas orang dan barang serta perputaran ekonomi masyarakat sangat terbatas dan lambat.

Lah tak ade orang luar nak datang ke Tambelan, nak membawak duit, Fakta menunjukkan bahwa kondisi Geografis Tambelan seperti ini hanya bisa dinikmati oleh masyarakat Tambelan tempatan semata karena kampong halamannya, sedangkan warga masyarakat di Kecamatan-Kecamatan lainnya se Kabupaten Bintan kurang berhubungan dan bertransasksi bahkan mungkin ada yang tidak tahu atau kenal dengan Kecamatan Tambelan.

Hal ini disebabkan karena sarana dan prasarana transportasi/perhubungan yang sangat terbatas dan tidak berpihak kepada masyarakat Tambelan. Berbeda dengan wilayah kecamatan-kecamatan yang satu hamparan atau satu daratan dengan fasilitas jalan yang memadai, kapan ada kesempatan dan kemampuan mereka saling mengunjungi atau berpergian dan berdarmaiwisata karena sarana dan prasarana transportasi telah tersedia seperti Ferry Batam ke Tanjung Pinang atau Tanjung Pinang ke Malaysia dan Singapore kapan saja transportasi tersedia dan layak.

Jadi faktor transportasi sangat menentukan bagi berkembang dan maju tidaknya Kecamatan Tambelan dimasa yang akan datang. Sungguh ironis dan menyedihkan sekali nasibmu Pulau Tambelan. Banyak pejabat yang selalu mengobral janji tapi tidak tidak amanah dan tidak perduli dengan nasib dirimu.

Banyak potensi yang kamu miliki tetapi tidak mampu membahagiakanmu. Kamu ibarat mutiara di dasar laut yang belum tersentuh tapi masih asri.

Pulau Tambelan Mau dibawa ke mana?

Kebijakan temporer yang dilakukan oleh Pemerintah Bintan dan Pemerintah Provinsi Kepri, hanya sebatas memberikan bantuan atau subsidi kapal mudik gratis sebelum dan sesudah Lebaran.

Berdasarkan data di lapangan ada subsidi sebesar Rp500 juta yang diberikan untuk masyarakat Tambelan mudik lebaran di kampong. Bantuan seperti ini sifatnya tidak mendidik serta tidak menyelesaikan masalah atau bersifat serimonial untuk kepentingan sesaat. Ini merupakan salah satu kebijakan yang tidak pro rakyat.

Jadi momentum Halal Bi Halal antara sesame khususnya masyarakat Tambelan di mana pun berada hanya merupakan kebiasaan serta ajang menjalin tali silaturrahmi antara sesame warga seperantauan. Mengingat pada pelaksanaan Hari Raye tersebut tidaklah semue kite punye waktu untuk saling kunjung dan mengunjungi antare satu dengan yang lainnya karena kesibukan dan jarak tempat tinggal yang berjauhan.

Untuk tahun 2019 ini bertepatan dengan 1440 H, pelaksanaan Halal Bi Halal dipusatkan di Kecamatan Tambelan, dimana seluruh masyarakat Tambelan yang diperantauan dan berkesempatan, telah menghadari kegiatan Halal Bi Halal tersebut sebagai wujud rindu kepada Kampong Halaman atau dengan istilah “Piwang Kampong”.

Berbagai persiapan telah dillakukan secara matang oleh Panitia dan Pemerintah Kecamatan setempat, kita telah berkumpul, bersenda gurau, saling menegur sapa, bercengkerama antara satu dengan yang lain untuk melepas rindu alias piwang.

Namun dengan kekuatan yang sangat besar tadi, tiba-tiba sirna tak berkesan dan setelah perhelatan tersebut selesai apa manfaat yang diperoleh oleh masyarakat Tambelan tempatan. Perlu kita pikirkan kembali secara bijak dan cerdas serta terobosan yang brillian dan inovasi dari anak negeri.

“Jadikanlah rutinitas Halal Bi Halal dan Piwang Kampong sebagai kekuatan dan motivasi untuk membangun Tambelan ke arah yang lebih baik menuju Tambelan Berjaya”

Penulis Drs H Fakhrizal Usman MSi, bermastautin di Pekanbaru.

Loading...