Jalan Rusak, Kades Ini Andalkan Dana Desa

Loading...

BINTAN (suarasiber) – Masyarakat di Desa Sebong Pereh dan Sebong Lagoi, Bintan, susah kala hujan turun. Jalan penghubung dua desa tertutup lumpur dan membahayakan keselamatan. Terpikir untuk menggunakan dana desa.

Dari Desa Sebong Pereh, kerusakan sampai ke Jalan Panca Marga, Desa Sungai Kecil hingga Desa Sebong Lagoi. Sebagai bentuk protes kepada Pemkab Bintan, warga desa ini bahkan menanam pohon pisang di tengah jalan, Ahad (5/5/2019).

Tanam Pisang sebagai Protes

Berharap dana desa bisa membantu mengatasi kerusakan jalan di Desa Sebong Perah ini
Foto – Istimewa

Seorang warga Desa Sebong Pereh, Sumadi menuturkan lumpur yang menutupi jalan turun dari kawasan perumahan yang dibangun. Meski ada dana desa yang kerap dibicarakan, namun warga sudah kesal.

“Warga tanam pisang, biar pemerintah bisa melihat kondisi buruk kami. Sudah beberapa kali kami sampaikan ke camat, tak ada respon,” keluh Sumadi.

Dari laporan warga, anggota DPRD Bintan Hasriawadi dan Andreas Salim langsung mengecek lokasi jalan berlumpur tersebut. Hasriawadi dan Andreas Salim berjanji akan menyampaikan kondisi ini kepada Pemkab Bintan.

“Warga tanam pohon pisang, karena kesal saja. Kami akan segera sampaikan kondisi ini kepada PUPR dan segera dibenahi. Kalau lumpurnya akibat lokasi recidence yang terlalu tinggi, tentu ada solusinya agar tidak banjir dan berlumpur seperti ini,” kata Hasriawadi.

Kondisi jalur yang menghubungkan antara Desa Sebong Lagoi dengan Desa Sebong Pereh itu licin. Bahkan sering menelan korban kecelakaan lalu lintas (lakalantas).

“Kemarin ada pelajar yang jatuh ketika melintasi jalanan itu. Meskipun nyawanya terselamatkan namun kondisinya cukup parah,” ujar Fandi, pengendara yang selalu melintasi jalur tersebut, kemarin.

Bapak satu anak ini mengatakan, ada pihak pengembang yang lagi gencar membangun perumahan di Desa Sebong Pereh. Tanah yang digarap untuk pembangunan itulah yang terbawa arus kala hujan deras. Karena tidak ada saluran air atau drainase, sehingga lumpur mengalir ke area yang paling rendah (jalan raya).

“Tanah liat itu kalau sudah terkena air seperti lumpur. Jadi lumpur itulah yang terbawa derasnya hujan sampai menutupi Jalan Panca Marga,” katanya.

Sharing Dana Desa

Kondisi jalan setiap kali turun hujan
Foto – Istimewa

Kades Sebong Lagoi, Abu Bakar membenarkan hal itu. Menurutnya, kondisi jalan ini sangat memprihatinkan, kalau sudah hujan. Selain licin, jalan ini dilalui kendaraan besar seperti lori atau truk serta bus yang berkecapatan tinggi.

Dia berinisiatif untuk memperbaiki jalanan itu, dengan sumber pembiayaan dari dana desa. Namun status jalanan itu milik Provinsi Kepri, harus melewati prosedur yang panjang. Apakah diperbolehkan menggunakan dana desa atau bagaimana solusinya.

Jadi masalah ini dilaporkannya ke pihak Kantor Kecamatan Teluk Sebong untuk mendapatkan jalan keluarnya. Apakah pembangunan drainasenya melalui Dinas PUPR Kepri atau sharing Dana Desa (DD) antara Desa Sebong Lagoi dengan Desa Sebong Pereh.

“Sudah saya laporkan sama Bu Camat, bahwa jalanan ini harus ada paritnya. Tapi dibangun oleh PUPR Kepri, karena jalanan itu milik provinsi. Atau dibangun dengan dana desa gabungan dari desa kami dan desa sebelah,” ucapnya. (mat)

Loading...