Kegagalan sebagai Investasi Masa yang Akan Datang

Loading...

Berbicara tentang kegagalan maka saya juga pernah mengalaminya. Mungkin Anda, kita semua, pernah mengalami yang namanya kegagalan.

Kegagalan dalam hidup ini sangat variatif. Baik kegagalan dalam urusan pekerjaan, bisnis, politik, bahkan sampai pada urusan rumah tangga dan percintaan.

Namun demikian, yang paling sering kita lihat dan kita dengar masih banyak yang gagal dalam menyikapi. Juga memahami makna dan arti dari sebuah kegagalan.

Padahal kalau kita yang pernah merasakan kegagalan sesungguhnya adalah sebuah pintu kita menuju kesuksesan di masa akan datang. Atau sebut saja investasi.

Namun pertanyaannya adalah kapankah kesuksesan tersebut akan tiba? Lalu, mampu dan kuatkah kita dalam menghadapi makna dari kegagalan dimaksud?

Jawabannya tentu terletak pada bagaimana kita memahami setiap makna dan arti kegagalan itu. Dalam proses ini, tentu sangat diperlukan kedewasaan dalam bersikap. Juga kematangan dalam berpikir untuk menemukan penyebabnya.

Penyebab itulah yang akan menjadi pemicu dan kunci dalam meraih kesuksesan di masa mendatang. Itulah investasi kita.

Terkadang, muncul di benak kita. Saya sudah berusaha semaksimal mungkin. Sudah memberikan apa yg mereka minta, tetapi masih juga tetap gagal.

Bahkan dslam politik kadang muncul bahasa bahasa saya dibohongi atau bahkan dikhianati. Pernahkah dihitung, berapa kali kita gagal?

Jika baru sekali, dua kali, tiga kali, agaknya belum bisa dikatakan gagal total.

Mungkin kita tidak melakukan koreksi dan introspeksi dari kegagalan-kegagalan. Juga lupa mengevaluasinya. Kita pun terjebak pada ketidakmampuan untuk memperbaikinya.

Inilah faktor penting yang harus dilakukan setiap insan yang gagal. Cobalah untuk merevitalisasi diri agar menemukan kegagalan itu investasi.

Tak jarang kegagalan justru memperburuk pribadi seseorang. Akibatnya, ia menjadi sosok menakutkan. Pikirannya hanya berpikir negatif terhadap sesuatu yang dulu pernah baik atau dekat dengannya.

Membenci orang lain, menyusun tuduhan membabi buta. Perilaku, tindakannya, sikapnya menjadi tidak lagi hangat dan menyenangkan.

Hanya segelintir orang yang sukses yang justru berangkat dari kegagalan kegagalan yang terus diperbaikinya.

Kuncinya terletak pada Kesungguhan dan ketekunan. Bagi penyerah atau pecundang, kegagalan bisa berarti gagal total. Ia tak lagi percaya pada kekuatan Yang Maha Kuat, Allah SWT.

Sementara orang sukses adalah mereka yang tekun memperbaiki setiap kelemahan dan kegagalan. Salah satunya dengan meyakini ada Allah yang maha membuka jalan. Dekat dengan-Nya adalah sebuah kebaikan. Sehingga semakin tebal keimanan itu.

Saya teringat perumpamaan Jawa: Ojo siro gampang ngersulo, kabeh ono dalane (Janganlah kamu mudah mengeluh, semua ada jalannya).

Dengan menyadari perumpamaan dan kedekatan kepada Sang Pencipta, akan terhindar sikap asal menuding. Menuding dan menyalahkan dengan alasan yang bagi orang tidak masuk akal. Namun bagi orang itu dijadikan sebuah hal logis.

Padahal, belum tentu orang lain penyebabnya. Sugesti kita terkadang menyelimuti akal sehat. Sehingga menjadi nutrisi untuk selalu menyalahkan dan menuduh. Ujungnya, fitnah.

Jika kita tidak berani mengakui kegagalan diri sendiri, bagaimana bisa menemukan cara menuju Keberhasilan. Jadi jangan pernah ingkari kegagalan yang semestinya harus kita alami.

Inilah yang saya katakan kegagalan adalah sebuah investasi. Sebagai investasi, tentu belum tentu dapat kita nikmati saat ini. Melainkan akan kita rasakan manfaatnya dimasa mendatang.

Kesimpulannya, kegagalan merupakan langkah awal dari sebuah kesuksesan. dengan catatan kita mampu melaluinya dengan berpikir positif, mengoreksi diri, memperbaikinya. Jadikan motivasi, tebar sebagai benih investasi di kebun masa depan.

Sahabatku, mari kita renungkan, di setiap takdir Allah SWT selalu ada hikmahnya. Ketika Allah menguji, jangan serta merta artikan sebagai kegagalan. Kita masih wajib berprasangka baik kepada-Nya.

“Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”(QS. Al Baqarah: 216)

Sahabatku, untuk menjadikan gagal sebagai investasi, kita harus berusaha, sabar, ikhtiar.

Sahabatku sekalian, kegagalan dan keberhasilan seyogyanya adalah buah dari ikhtiar yang akan saling mengisi.

Jangan malu ketika gagal. Percayalah masih banyak pintu untuk menempatkan kita pada keberhasilan.

Lebih baik mencoba meski pada akhirnya gagal. Ketimbang orang yang tak pernah mencoba namun melihat kegagalan seseorang sebagai bahan omongan. Orang yang mencoba dan gagal, ia tahu di mana kegagalannya. Ia menjadikannya sebagai investasi.

Keberhasilan dan kesuksesan itu milik orang-orang yang berani mencoba lalu menjadikan kegagalan sebagai investasi kebaikan untuk masa akan datang.

Penulis H Lis Darmansyah

Loading...