Krisis Air Baku Mengancam Kepri, Pemerintah di Mana?

Loading...

TANJUNGPINANG (suarasiber) – Krisis air baku semakin mengancam Kepri. Waduk Gesek di Toapaya, Bintan sudah kering sejak beberapa pekan lalu.

Di Lingga sumber air bakunya juga mulai menyusut. Begitu juga di Batam. Sementara bakal Waduk Busung hingga kini cuma jadi igauan.

Sedangkan Waduk Seipulai di Batu 15 ke arah Kijang pun sudah menyusut. Waduk ini dan Waduk Gesek dikelola PDAM Tirta Janggi Kepri.

Ironisnya, dalam kondisi krisis seperti itu hingga kini proses rekrutmen direksi PDAM tak kunjung diselesaikan Pemprov Kepri.

Sama halnya juga dengan fasilitas penyulingan air laut menjadi air tawar (sea water reverse osmosis), yang hingga kemarau datang menerjang, tak kunjung beroperasi.

Baik yang di Batu Hitam, Tanjungpinang maupun yang di Pulau Penyengat.

“Sulit menghilangkan kesan abai dan tidak serius mengurus air dari pemerintah daerah. Baik provinsi, kota dan kabupaten. Sehingga tak bisa dielak jika muncul pertanyaan, pemerintah di mana?” kata Zainal, aktivis pemuda di Tanjungpinang kepada suarasiber.com, Minggu (16/3/2019).

Zainal, yang juga caleg Partai Demokrat untuk Dapil Tanjungpinang Kota/Barat, mengapresiasi kepolisian Tanjungpinang. Atas diskresi yang dilakukan dalam bentuk pembagian air bersih.

Baca Juga:

Video Soimah Kepedasan Ini Dijamin Bikin Anda Terpingkal

Badai Menerjang dan Mencari Perisai

Kurang 24 Jam, 3 Nyawa Melayang di Jalan Raya Tanjungpinang

Jutaan Batu di Natuna adalah Destinasi Pariwisata Masa Depan Indonesia

“Harus angkat topi untuk jajaran Polres Tanjungpinang. Semestinya, diskresi seperti itu juga dilakukan Pemda,” ucapnya.

Pendapat senada disampaikan anggota DPRD Kepri Ing Iskandarsyah. Menurutnya, masalah air bersih yang merupakan salah satu kebutuhan dasar yang perlu jadi prioritas, dan perhatian kepala daerah se-Kepri.

“Sembilan tahun yang lalu saya sudah ingatkan masalah air ini. Karena Kepri, adalah pulau-pulau kecil yang sangat tergantung dengan air hujan dan pulau-pulau kecil rentan dengan perubahan cuaca dan mitigasi,” beber Iskandarsyah.

Saya, imbuhnya, pernah berdebat panjang tentang pohon sawit yang ditanam tidak jauh dari Waduk Seipulai. Sebaiknya tidak dikasih izin lagi ke depan, kareba banyak menyerap air,” tukasnya. (mat)

Loading...