Ini Jadinya Kalau Jenderal Harus Beres-beres Tempat Tidurnya Sendiri

Loading...

TANJUNGPINANG (suarasiber) – Rememories! Itu jawaban dari Kepala Lemdiklat Polri Komisaris Jenderal (Komjen) H Arief Sulistyanto, yang disampaikan melalui pesan singkat ke suarasiber.com, Sabtu (23/3/2019). Kata itu keluar saat dimintai tanggapan terkait bagaimana rasanya harus membersihkan kamar dan merapikan tempat tidur sendiri?

Ya. Rememories berarti seperti mengulang masa-masa saat masih menjadi taruna di Akademi Kepolisian (Akpol). Di saat masih menjadi taruna, Arief memang harus mengerjakan sendiri semua urusan kamar. Harus bersih! Harus rapi!

Jenderal berbintang tiga ini bersama sejumlah perwira tinggi (pati), perwira menengah (pamen) dan para perwira lainnya yang bertugas di Lemdiklat Polri, selama tiga hari (20 – 22 Maret 2019) menginap di Pusdik Sabhara, Porong, Sidoarjo, Jatim.

Menginap di Pusat Pendidikan (Pusdik), berarti menginap di barak-barak yang tersedia. Bukan seperti di kamar hotel berbintang yang serba glamor, dan serba dilayani.

Selama 3 hari di barak, semua jenderal dan perwira yang biasa dilayani harus mengerjakan sendiri semua urusannya. Termasuk, merapikan tempat tidur, menyapu lantai kamar di barak hingga menjemur sendiri handuk yang digunakan sehabis mandi.

Baca Juga:

Jokowi Jadwalkan Kampanye di Batam dan Dabo Singkep

Gaung Pengamanan Pemilu Bergema hingga Polsek

Kalemdiklat dan Perwira Tinggi Polri Harus Tidur di Barak

Bambang Tri: Pupuk Organik Cair, Pakai Dulu, Bayar Saat Panen

“Seru dan asik. Para pati (perwira tinggi, red), pejabat utama Lemdiklat merasa surprise, dan excited (gembira). Begitu juga para Ka SPN merasakan rasa yang sama. Pengalaman baru yang sangat berkesan. Semua proses sangat substansial, dan tidak ada kesan formalistik,” kata Arief.

Ditambahkannya, “Suasana cair dan elegan antara atasan dan bawahan, santai tapi serius. Rileks dalam canda tapi tetap beretika. Suasana seperti ini sangat efektif sehingga kami bisa maksimal mengeksplor berbagai permasalahan dan merumuskan solusi. Penuh keikhlasan dan semangat tinggi.”

Arief tak hanya dikenal galak. Galak terhadap segala bentuk penyimpangan. Arief juga dikenal sebagai The Wind of Change. Sang pembawa perubahan.

Di manapun ditugaskan pimpinan, Arief menjalaninya dengan ikhlas. Keikhlasan yang membuat perubahan ke arah yang lebih baik di tempat tugasnya yang baru.

Sebagai Kalemdiklat Polri sejak 22 Januari 2019, Arief juga terus berupaya membangkitkan semangat, membangkitkan rasa bangga kepada semua jajaran di Lemdiklat Polri.

Mereka memang patut bangga bertugas di lembaga pendidikan. Sebab, di tangan merekalah terletak masa depan Polri. Inilah angin perubahan yang dibawa Arief, jenderal berbintang tiga yang dilahirkan di Nganjuk, Jawa Timur tanggal 24 Maret 1965.

Selamat ulang tahun jenderal, semoga panjang umur, selalu sehat, dan selalu menjadi the wind of change di manapun bertugas. (mat)

Loading...