Gubernur Kepri Nurdin Basirun Angkat Potongan Tubuh Ular, Begini Ceritanya

Loading...

BATAM (suarasiber) – Gubernur Kepri, Nurdin Basirun memiliki banyak kenangan dengan banyak orang sebelum menjadi pejabat. Salah satunya pernah angkat potongan tubuh ular saat membersihkan sampah yang mengganggu putaran kipas kapal.

Dilansir dari humaskepri.id, kenangan itu begitu kuat sehingga Nurdin dan Muhammad Tang seolah kembali ke masa lalu. Hari itu, 19 Maret 2019 Nurdin menghadiri HUT ke-1 Laskar Banjar Dalas Hangit (LBDH) di Pantai Mak Dare, Batu Besar Kota Batam.

Pertemuan keduanya berlangsung penuh haru. Keakraban keduanya seolah tak terenggut oleh waktu yang sudah berganti, puluhan tahun. Kenangan-kenangan yang terjadi selama Nurdin dan tang bersama di atas kapal yang sama selama ini tersimpan di hati masing-masing.

Potongan Tubuh Ular dari Baling-baling Kapal

https://www.instagram.com/p/BskBd2ejaF5/?utm_source=ig_web_copy_link

Sumber foto: instagram.com/nurdin757

Suatu ketika dalam perjalanan yang melintasi Kualaenok, Tambilahan Provinsi Riau, kapal yang dikapteni Muhammad Tang terasa kurang nyaman melaju. Para kru atau anak buah kapal (ABK) kemudian dengan instingnya mencoba mencari persoalannya. Setiap orang mencari sesuai tugasnya.

Akhirnya diketahui persoalan terjadi di bilah kipas kapal. Alat ini adalah piranti penting dalam menggerakkan kapal. Karena ia berputar, mengeluarkan tenaga yang mendorong air sehingga kapal maju.

Namun kipas ini ada di bawah permukaan air. tersangka pertama yang dicurigai adalah sampah yang terbawa air lalu melilit di bilah kipas. Karena sampahnya banyak, ada yang sampah panjang dan kuat, akhirnya mampu menghambat gerakan bilah kipas.

Seorang kru yang dikenal cekatan ialah Nurdin Basirun. Nurdin pun kemudian terjun ke dalam air. Ia memeriksa bilah kipas yang diduga menjadi penyebab kapal yang ditumpanginya tak bisa melaju. Rupanya benar, ada banyak sampah meliliti baling-baling kapal.

Dengan caranya sendiri, sambil bertahan di dalam air Nurdin bekerja keras melepaskan belitan sampah. Setelah sekian lama berupaya, akhirnya semua lilitan sampah lepas dari baling-baling kapal. Nurdin pun naik ke permukaan air sambil membawa sampah yang berhasil dilepaskannya.

Itu untuk menunjukkan kepada teman-temannya jenis sampah apa yang membuat putaran baling-baling terhenti. Namun betapa kagetnya Nurdin sesampainya di permukaan air. Yang dibawanya ke atas tak hanya sampah, melainkan ada potongan tubuh ular yang agaknya terpotong bilah kipas.

Salto yang Tertunda Gara-gara Buaya Lewat

https://www.instagram.com/p/BvfQy_mDMAx/?utm_source=ig_web_copy_link

Sumber video: instagram.com/nurdin757

Ada lagi cerita yang kemudian dikenang oleh Gubernur Kepri Nurdin Basirun dan mantan kapten kapalnya, Muhammad Tang. Selain potongan tubuh ular, juga hobi Nurdin Basirun melakukan salto usai membersihkan kapal.

Salto adalah gerakan memutar tubuh di udara sebelum masuk ke air. Sebagai anak muda yang ikut bekerja di kapal, Nurdin Basirun dan anak muda lainnya harus membersihkan kapal. Karena kapal ibarat rumah mereka sendiri, rumah untuk mencari rezeki.

Masih di sekitar Kualaenok, kapal sudah dibersihkan. Tibalah saatnya bersenang-senang ala orang kapal. Nurdin Basirun naik dari air ke atas kapal. Bersiap-siap dan hap, Nurdin melompat ke air sambil memutarkan tubuhnya.

Salto ini bisa dilakukan beberapa kali. Namun hari itu Nurdin benar-benar sudah cukup merasa puas hanya dengan melakukannya sekali. Padahal inilah waktu santai yang ditunggu Nurdin Basirun tiap usai mencuci kapal. Salin canda, salto dan tertawa-tawa.

Ternyata oh ternyata, saat akan memulai aksi salto keduanya, Nurdin Basirun, Muhammad Tang dan teman-teman Nurdin melihat serombongan buaya lewat. Buaya-buaya tersebut berukuran besar membuat bulu kuduk Nurdin Basirun berdiri.

“Beruntung saya sudah naik ke kapal lagi. Kalau tak melihat ada buaya dan langsung melpmpat lagi, langsung diterkam saya agaknya,” kelakar Gubernur Kepri Nurdin Basirun.

Lagu Balada Pelaut, Persahabatan Tetap Bertaut

Sumber foto: instagram.com/nurdin757

Gubernur Kepri Nurdin Basirun dan Muhammad Tang akhirnya harus berpisah. Potongan tubuh ular, serombongan buaya yang lewat, hanya cerita yang akan dikenang.

Sementara jauh di dasar hati keduanya, berikrar agar persahabatan itu tidak akan pudar. “Hidup ini harus penuh toleransi. Silaturahmi menjadi salah satu kunci. Teruslah dirawat dan dijaga,” kata Nurdin suatu kali.

Kepada rombongan yang menyertainya, Nurdin Basirun mengatakan, “Ini Pak Haji, tau tak, Kapten saya dulu.”

Saat kapten dan mantan anak buahnya menjelang berpisah, sang anak buah pun menyanyikan sebuah lagu yang seakan menjadi anthem. Ya, inilah lagu kesukaan Nurdin yang kerap dinyanyikan saat bertemu teman lama atau mengunjungi daerah-daerah di Kepri.

Suarasiber pernah menyaksikan gaya Gubernur Kepri Nurdin Basirun menyanyikan Balada Pelaut saat menghadiri 3 tahun kepepimpinan Awe – Nizar di Daik, Lingga, bulan lalu.

Sapa bilang pelaut mata keranjang
Kapal bastom lapas tali lapas cinta
Sapa bilang pelaut pamba tunangan
Jangan percaya mulut rica-rica

So balayar sampe so ka ujung dunia
Banya doi… baroyal abis parcuma
Dorang bilang pelaut obral cinta
Dompet so kosong baru inga rumah

Reff :
Mana jo ngana pe sumpah
Mana jo ngana pe cinta
So samua kita pe punya
Ngana so minta….

Kita bale ngana so laeng
Kita bale ngana so kaweng
Cikar kanan…
Vaya condios cari laeng

Sebuah pelukan erat, dan pertemuan pun usai sudah. (man)

Baca Juga:

Indonesia Darurat Sampah Plastik!

Mahfud MD Nilai Kondisi Indonesia Gawat, Harus Diselamatkan dari Korupsi

Titiek Soeharto Menyatakan Hasrat Masyarakat untuk Perubahan Tidak Bisa Dibendung

Pekerja Lagoi Meninggal Usai Mobilnya Hantam Trotoar dan Tabrak Pohon Karet

Loading...