Suka Menolong Sesama, Honorer Pemda Ini Dapat Kejutan yang Tak Pernah Ia Sangka

Loading...

LINGGA (suarasiber) – Arpan, usianya menginjak kepala 5, saat ini bekerja sebagai seorang honorer di Pemkab Lingga. Sejak 14 tahun silam ia sudah mengabdi di pemerintahan sebagai sopir. Jiwa sosial yang dipupuknya ternyata membuatnya mendapatkan kejutan yang tak pernah disangka.

Saat berbincang di sebuah kedai kopi di Kota Daik, Ibu Kota Kabupaten Lingga, Senin, 18 Februari 2019 lalu, bapak 7 anak ini bercerita perjalanan hidupnya. Sejak usia belasan tahun ia sudah merantau ke Malaysia.

Dengan mobil pelat merah inilah Arpan senantiasa membantu sesamanya yang membutuhkan pertolongan. f-gooday.id

Waktu itu Daik bukanlah kota yang menjanjikan untuk mencari rezeki, apalagi Arpan mengaku lahir dari keluarga dengan tingkat ekonomi pas-pasan. Warga Desa Panggak Laut ini bekerja serabutan di Malaysia untuk bisa bertahan hidup.

Merasa di Malaysia kehidupannya juga tak jauh berubah, akhirnya Arpan pulang ke kampung halamannya. Ia pun menikah. Memiliki tanggungan keluarga membuat lelaki yang usianya sudah tak lagi muda ini bekerja apa saja. Termasuk memanggul kayu. Semua dilakukannya untuk mendapatkan rezeki yang halal.

Saat ada penerimaan tenaga honorer, Arfan yang pernah belajar menyopir pun mendaftarkan diri setelah sebelumnya ikut kejar paket untuk mendapatkan ijazah.

“Alhamdulillah saya diterima. Saya sangat bersyukur kepada Allah atas anugerah ini,” tuturnya.

Dengan kehidupannya yang sederhana, Arpan berusaha menyekolahkan semua anaknya setidaknya sampai SMA.

Belakangan ia dipercaya memegang mobil Pemkab Lingga yang dipakai untuk antar jemput tamu-tamu Pemkab Lingga. Perjalanan dari Daik ke Pelabuhan Sei Tenam atau sebaliknya adalah salah satu pekerjaan yang biasa dilakukan. Arpan tak pernah mengeluh.

Soal mobil pelat merah yang dibawanya pulang ke rumah rupanya membawa berkah. Entah berapa kali Arpan dimintai tolong tetangganya, bahwa warga luar desa yang membutuhkan angkutan saat situasi darurat.

“Ada orang yang sakit, ibu-ibu mau melahirkan dan sebagainya. Warga minta tolong ya saya tolong, apalagi mobil yang saya bawa kan punya pemerintah,” tuturnya.

Kerelaan dan keikhlasannya menyumbangkan tenaga untuk sesama dilakukan meski saatnya orang terlelap. Begitu mendapatkan telepon ada warga minta tolong, tengah malam pun dikemudikannya mobil dinas ke lokasi.

Tuhan tidak pernah tidur. Sebagai honorer Arpan tak pernah membayangkan bisa menyekolahkan anak-anaknya lebih dari tingkat SMA. Namun suatu ketika, seorang Staf Ahli Khusus Bupati Lingga, Ady Indra Pawennari menanyakan kepadanya apakah ada anaknya yang ingin kuliah.

Baca Juga:

Bakar Sampah, Lahan 1 Hektare Ikut Ludes Terbakar

Sopir Ngantuk Mobil Nyungsep ke Semak

Setelah Ady dipercaya sebagai Staf Ahli Khusus Alias Wello dan tinggal di Daik, Arpan memang sering bersamanya. Mengantar jemput Ady untuk berbagai urusan. Mendapatkan tawaran seperti itu, hati Arpan tertegun.

“Saya tidak menyangka seperti itu,” katanya lirih. Ia menarik nafas dalam.

Akhirnya ia menyodorkan nama anak ketiganya, Muhammad Khairul Anwar yang baru lulus SMA kepada Ady. Sekarang Khairul sudah menuntut ilmu di sebuah perguruan tinggi di Malang, Jawa Timur, untuk belajar ilmu pertanian.

Ady yang pagi itu juga ikut ngopi bersama hanya mengangguk mendengar cerita Arpan. “Membantu orang lain tak ada salahnya,” jawabnya. (man)

Baca berita dari sumber aslinya di gooday.id

Loading...