BINTAN (suarasiber) – Pantai Trikora, Bintan menjadi destinasi wisata alam yang masih bisa menggeliat lagi. Salah satu yang diharapkan mampu mendongkrak kunjungan wistawan ialah Pelabuhan Berakit.
Hal tersebut menjadi bahasan hangat saat Focus Group Discussion (FGD) dengan tema Membangun Pariwisata Bintan di De Bintan Villa Resort, Jalan Lintas Barat, Teluk Bintan, Rabu (20/2/2019). Pelabuhan Internasional berakit memiliki arti penting bagi pariwisata Bintan sebab bisa melayani rute laut Berakit – Johor (Malaysia) pergi pulang.
Ketua Kadin Bintan Edi Rusman Surbakti pada kesempatan ini mengakui mendapatkan pengaduan dari pengusaha-pengusaha dunia pariwisata di kawasan pantai Trikora. “Mereka mengadu ke kami, agar pemerintah sesegera mungkin mengoperasikan Pelabuhan Berakit. Dari pelabuhan bisa disambung dengan transportasi darat menuju hotel,” terang Edi.
Permintaan juga disampaikan Edi kepada pejabat Dinas Perhubungan Provinsi Kepri agar bisa menyediakan moda transportasi darat dari Berakit ke Tanjungpinang berbiaya murah.
Baca Juga:
Pekan Depan Berkas Tersangka Caleg PSI Dilimpahkan ke Pengadilan
Alhamdulillah, Due Diligence PI 10 Persen untuk Kepri Diteken
“”Karena saat ini masih minim angkutan umum pada jalur tersebut,” imbuh Edi.
CEO Madu Tiga Resort, Ambran, menyuarakan hak serupa. Jika Pelabuhan Berakit beroperasi, wisman langganannya dapat langsung datang ke Trikora melalui Berakit. Selama ini mereka datang ke Trikora melalui Pelabuhan Bandar Bentan Telani (BBT) Lagoi. Para wisman mengatakan transportasi darat di Bintan mahal, tidak seperti di Bali.
Kabid Angkutan Pelayaran dan Penerbangan, Dinas Perhubungan Kepri, Tri Musa Yudha menjelaskan, Pelabuhan Berakit menunggu diserahterimakan Kemenhub ke Pemprov Kepri.
“Kami meminta Kemenhub segera mengoperasikan dengan subsidi untuk awal pembukaan pelayarannya,” kata Musa.
Sedangkan soal trenaportasi darat murah, Musa menyebutkan pihaknya sudah mengoperasikan 3 bus Damri, diantaranya melayani rute Berakit – Tanjungpinang. Damri ini disubsidi, ongkosnya lebih murah. “Memang, jumlahnya masih terbatas,” Musa melangkapi. (mat)
