Legenda Orang Bunian di Pulau Selayar, Lingga

Loading...

TANJUNGPINANG (suarasiber) – Keberadaannya memang sulit dibuktikan dengan kasat mata. Namun, eksistensi orang Bunian atau suku Bunian yang gaib, dan sakti ini diakui banyak masyarakat di berbagai daerah di Provinsi Kepri.

Suku gaib ini dipercayai memiliki struktur masyarakat yang rapi, layaknya manusia biasa lainnya. Ada pemimpinnya, ada pemerintahannya, dan ada juga pekerjaannya.

Salah satu pekerjaan yang dilakoni itu, adalah berdagang keluar daerah dengan perahu layar. Ini terungkap dari cerita rakyat di Lingga terkait penamaan Pulau Selayar di Kabupaten Lingga.

Sebagaimana disampaikan Dedi Arman, Koordinator Perpustakaan dan Dokumentasi Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Kepri menjawab suarasiber.com, Senin (11/2/2019).

Baca Juga:

Turnamen Sepak Bola Kuba Cup Jadi Agenda Dua Tahunan

Kapolres Tanjungpinang Ingatkan Pentingnya Lingkungan yang Elok

3 Tahun Pemerintahan AWe – Nizar (1)

Murid yang Cengkeram Kerah Bajunya Minta Maaf, Begini Jawaban Sang Guru

Penamaan pulau itu, kata Dedi, ada dua versi asal usul nama ini. Pertama, menyebutkan dari nama layar kapal, dan orang Selayar dari Sulawesi.

Kedua, terkait dengan suku Bunian yang mendiami pulau ini. Alkisah, pada masa itu suku bunian masih saling berhubungan secara kasat mata.

Dan, pekerjaan mereka berdagang dengan kapal layar. Mereka tinggal di kawasan yang tinggi.

Setiap habis berlayar mereka menjemur layarnya di atas pohon tembesu. Sehingga bisa terlihat dari kejauhan. Itulah sebabnya, pulau ini kemudian disebut Pulau Selayar.

Pohon itu kini tinggal tunggulnya saja. Ditebang 7 orang Palembang pencari kayu yang datang dan melihat kayu bagus.

Meski sudah dilarang warga tempatan, namun tetap nekat memotong pohon yang dipakai suku bunian itu. Pohon yang lingkarnya tiga pelukan orang dewasa itu pun tumbang.

Akibatnya, suku Bunian marah. Sehingga, 6 dari 7 orang itu meninggal dunia. Dan, makamnya masih ada di sekitar pulau itu. Sejak itu diyakini suku Bunian tak lagi terlihat kasat mata, meski keberadaannya tetap diakui sampai sekarang. (mat)

Loading...