Bripka Hendra, Bhabinkamtibmas di Bintan yang Berhati Mulia

Loading...

BINTAN (suarasiber) – Bripka Hendra hanya seorang polisi yang dipercaya mengemban tugas sebagai Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Kelurahan Seienam, Kecamatan Bintan, Timur, Kabupaten Bintan. Gajinya juga pas-pasan, namun sifat dan jiwa sosialnya tak menghentikan niatnya untuk berbagi dengan sesama.

Bagi polisi dengan gaji kurang lebih Rp2 juta sebulan ini, kekayaan Allah jauh melebihi apapun. Dan dia percaya niat baik akan dibalas dengan kebaikan. Saat berbagi dengan sesama, Hendra tak pernah berdoa meminta balasan. Baginya, berbuat baik itu membuatnya lebih tenang menjalani kehidupannya.

Sore itu, Senin, 25 Februari 2019, Hendra masih mengenakan seragam dinasnya tatkala bergegas menuju rumah Terabus. Hendra agak menggesa langkahnya, karena matahari segera terbenam dan azan maghrib menyusul berkumandang.

Rumah Terabus sebenarnya lebih tepat disebut pondok karena ukurannya kecil dan kondisinya sudah reyot. Lelaki berusia 65 tahun ini sehari-harinya memulung barang bekas. Karena usia dan kesehatannya jauh menurun, ia tak lagi mampu berjalan jauh. Hanya berkeliling di sekitar rumahnya berharap banyak kaleng bekas atau sampah lain yang bisa dipungut dan dijual kembali.

Tak ada ubin permanen, hanya terpal dijadikan karpet oleh Terabus. Bagi Terabus dan keluarganya, hanya rumah itulah yang diandalkan untuk menghalangi panas dan hujan. Namun hujan adalah takdir, ia tak mampu mengelaknya ketika turun.

Sudah pasti rumahnya bocor di sana-sini. Atapnya sudah berlubang di sana-sini. Menjadi tempat termudah bagi aliran air hujan untuk menemukan jalan jatuh ke dalam rumah. Tatkala kemarau, lubang-lubang itu memencarkan cahaya matahari, seperti lampu senter menerangi beberapa sudut rumah.

Senja itu Terabus baru saja balik dari memulung. Bersama istri dan seorang anaknya, terabus menerima kedatangan Hendra.

Kedatangan Hendra merupakan berkah bagi Terabus. Selain silaturahmi antar insan, polisi muda ini juga membawa beberapa bahan pokok.

Baca Juga:

Sopir Kurang Tidur, Toyota Terbalik di Lintas Barat

Ibunya Dipacari, Anaknya Dianiaya hingga Meninggal

Kapan Pemko dan Disdik Bikin Diskresi Selamatkan Pelajar dari Lakalantas?

“Saya pernah mengalami kecelakaan lalu lintas beberapa tahun silam,” ujarnya kepada Hendra.

Sejak itu, ia hanya bisa bekerja sebagai pemulung barang bekas. Bersama sang istri, terabus harus menafkahi ketiga anaknya. “Sebenarnya kami punya lima anak, namun yang pertama dan kedua sudah dipanggil Tuhan,” ucap Terabus lirih.

Nasib kurang beruntung juga dirasakan anak ketiga dan keempat. Mereka terpaksa putus sekolah karena kondisi orang tuanya. Praktis hanya anak kelimanya yang masih sekolah dan saat ini menginjak kelas V Sekolah Dasar.

“Bapak dan Ibu, kedatangan saya untuk mengunjungi saudara, silaturahmi. Selain itu semoga apa yang bisa saya serahkan ini mengurangi beban dan dapat dimmanfaatkan,” tutur Hendra sambil menyerahkan beberapa bungkus barang yang dibawanya.

Terabus merasa sangat bahagia menerima bantuan dari seorang anggota Polri, yang mendatangi rumahnya.

“Terima kasih Pak, atas bantuannya. Bersyukur sekali saya punya Pak Polisi yang perhatiannya luar biasa, dan peduli sama kami,” demikian disampaikan Terabus. (mat)

Loading...