Mencumbu Pantai Lagoi dan Kegembiraan Para Bule “Terbang” di Atas Air

Loading...

TANJUNGPINANG (suarasiber) – Deru angin di Pantai Lagoi di Teluk Lagoi (Lagoi Bay) yang membuat badan kurus akan menggigil, Sabtu (26/1/2019) sekitar pukul 15.00 WIB, menjadi berkah bagi penggiat kite surfing. Angin yang menderu seperti itulah yang ditunggu.

Apalagi angin yang bertiup sore itu datangnya dari arah Pengerang, Malaysia. Teluk Lagoi memang berhadapan langsung head to head dengan Malaysia.

(iklan suarasiber)

Kedua wilayah yang pernah menyatu dalam Kerajaan Riau Lingga Johor hanya dibatasi oleh Selat Singapura.

Wuz… deru angin semakin kencang. Risliting jaket pun ditarik ke atas bagi pemilik badan kurus. Sebaliknya, bagi penggiat surfing deru angin itu jadi penanda untuk turun ke laut.

Tali temali pun ditarik, pompa angin pun diambil. Dengan pompa angin ini, tulang layar yang akan dipakai untuk kite surfing mulai dipompa.

Ketika tulang itu mengeras layar yang lebarnya hingga sekitar 5 meteran pun terkembang. Layar itu ditarik dengan tali khusus yang dikaitkan dengan pengendali.

Saat layar itu dihadapkan ke arah angin, diapun membumbung. Persis seperti layang-layang diberi tali teraju, dan ditarik melawan arah angin.

Penggiat pun menarik pelan-pelan layar itu ke arah laut, sambil membawa alat seluncur yang akan dipakaikan di kaki. Begitu kedalaman air dirasa cukup, alat seluncur pun dipasangkan.

Layar yang tadinya di atas kepala diarahkan ke bawah tapi tak sampai menyentuh air. Seketika itu juga tubuh penggiat kite surfing seperti ditarik, dan meluncurlah dia di atas permukaan air dengan cepatnya.

Bagi yang sudah ahli, layar yang dikendalikan di tangan bisa diarahkan sesuka hati. Tak heran jika beberapa penggiat kite surfing yang nyaris semuanya berkulit putih, berambut pirang, dan bermata biru itu bisa seperti terbang di atas air.

“Wuiiih… Yang itu terbangnya tinggi. Kayaknya sampai 2 meteran,” cetus pengunjung lokal dari Tanjungpinang, Yaya dan Bella.

Baca Juga:

http://suarasiber.com/2019/01/lembu-laut-200-kg-ditemukan-mati-di-pantai-sebong-pereh-bintan/

Ada Mercusuar di Bukit Semprong

Aluan: Hentikan Saja daripada Membuang Energi dan Waktu

12 Pulau di Kepri Ini Tengah Didandani sebagai Primadona Wisata Unggulan

Ini Penyebab Avanza Terjang Pot Bunga Besar hingga Hancur

Selain Pantai Trikora, Pantai Lagoi memang menjadi salah satu lokasi favorit olahraga kite surfing bagi wisatawan asing di Bintan.

Jika di Pantai Kuta, Bali, menjadi andalan bagi penggiat olahraga selancar, maka Pantai Lagoi, dan Pantai Trikora adalah andalan bagi penggiat kite surfing.

Pantainya yang berpasir putih dengan panjang berkilometer menambah daya tarik bagj wisman, dan wisdom datang ke pantai di Bintan. Juga wislok alias wisatawan lokal dari Tanjungpinang atau Batam, yang wilayah pantai berpasir putihnya sudah dikapling pengusaha resor. Tak ada lagi yang gratis bagi wislok.

Beda dengan Pantai Trikora dan Pantai Lagoi yang berjarak sekitar 50 Km dari Tanjungpinang, hingga kini masih gratis dikunjungi siapapun.

Di Pantai Lagoi semua fasilitas umumnya untuk mandi cuci kakus sudah tersedia, dan modern. Beda dengan pantai Trikora yang masih serba terbatas.

“Namanya masuk gratis, tak apa la MCK-nya serba terbatas. Yang penting jangan sampai cebok pakai daun atau batu aje,” celetuk Dewi, wislok lainnya sambil tertawa ngakak. (mat)

Loading...