Senggarang dan Bintan Buyu, “Kota Baru” yang Tumbuh Jadi “Kota Mati”

Loading...

TANJUNGPINANG (suarasiber) – Dibangun dengan cita-cita bisa bisa menjadi kota baru, kawasan pemerintahan Pemkab Bintan di Bintan Buyu, dan kawasan pemerintahan Pemko Tanjungpinang di Senggarang, justru tumbuh menjadi “kota mati.”

Kedua kawasan itu baru “hidup” di saat hari kerja, dan jam kerja. Setelah urusan kerja usai, kawasan itu mati lagi.

Tidak ada juga kawasan permukiman baru di kedua tempat itu, apalagi pusat bisnis baru. Sebagaimana layaknya sebuah kota.

Ratusan miliar rupiah dana APBD setiap tahunnya di kedua Pemda itu, sama sekali tak mampu menghidupkan kedua kawasan tersebut.

Kedua Pemda sama-sama berharap kepada relasi di swasta, untuk menghidupkan kawasan tersebut.

Baca Juga :

PT Pos Gratiskan Biaya Pengiriman Buku Setiap Tanggal 17

Nelayan Ingin Curhat Kelangkaan Solar, Apa Daya Seluruh Anggota Dewan Dinas Luar

Faktor tata ruang menjadi alibi yang mengemuka terkait ketidakberdayaan Pemda, untuk membangun dua kota baru itu. Di samping soal anggaran, yang berapapun jumlahnya tak akan pernah disebut cukup.

“Pembangunan kawasan permukiman sudah dirancang sejak 3 tahun lalu, namun terkendala aturan tata ruang. Ini, Raperda tata ruang sedang kita bahas dengan dewan di Kementerian Agraria,” kata Wan Rudy Iskandar MM Kepala Bappelitbang Bintan menjawab suarasiber.com, Senin (17/12/2018).

Rudy yang tengah di Jakarta bersama Pansus RTRW DPRD Bintan, menambahkan setelah disahkan jadi Perda, pihak swasta yang akan mengembangkan kawasan permukiman di sekitar Bintan Buyu. Sehingga, kawasan ini bisa berkembang.

Spekulan Lahan Jadi Kambing Hitam

Sementara itu H Surjadi, Kepala Bappelitbang Kota Tanjungpinang yang dikonfirmasi terpisah terkait matinya Senggarang, mengatakan sebagai kutub pertumbuhan baru, sebetulnya Senggarang sudah dapat mendorong pertumbuhan kawasan. Meski diakuinya belum maksimal.

Seperti di kawasan jalan lama dari Batu 14 ke arah Senggarang. Penyebabnya, karena penguasaan lahan oleh spekulan hingga lahan tak bisa dimaksimalkan.

Surjadi mengklaim, poros baru ke Senggarang dari arah RSUP cukup mendorong perkembangan kawasan.

Tiga Desa di Anambas Ini Kembali Dijadikan Kampung KB

Pemkab Bintan Mulai Kerjakan Kampung Pelangi di Kawal Pantai

Meski faktanya tidak ada kawasan bisnis baru yang berkembang di sana. Selain bekas lokasi tambang bauksit yang gundul di sana sini. Juga bekas kolam pencucian bijih bauksit yang meluber saat hujan deras.

Surjadi menambahkan, bahwa pusat perkantoran Pemko Tanjungpinang berada di kawasan FTZ. Yang diarahkan perdagangan, jasa dan pariwisata. Dan, ini didorong untuk memanfaatkan keistimewaan FTZ lebih maksimal.

“Kita pernah mengusulkan mengganti FTZ Senggarang ke kawasan industri Air Raja. Tapi Perpres terakhir yaitu 91 tahun 2017 pengganti perpres 87 2011 masih belum terakomodir,” jelas H Surjadi. (mat)

Loading...