Puluhan Tahun Disedot 23 Pipa, Sumur Ini Tetap Muntahkan Air

Loading...

TANJUNGPINANG (suarasiber) – Hanya ada satu cincin di atas permukaan tanah untuk menandai lokasi sumur. Namun ketika diperhatikan seksama, tinggi air di dalam cincin lebih tinggi dibanding permukaan tanah di sekitarnya.

Itulah kenyataan yang ada pada sumur milik keluarga Tarigan di gang Penyu 1, RT 05 RW VI, Pantai Impian. Daya tarik pertama yang selalu membuat siapa saja yang melintasinya ialah begitu banyak pipa masuk ke lubang sumur. Pipa-pipa ini menuju rumah warga dan juga tempat ibadah di wilayah ini.

Selain disedot warga, air di sumur ini juga dipakai untuk kebutuhan salah satu masjid di Pantai Impian. f-nurali mahmudi/suarasiber

Dalam hitungan suarasiber.com, dua hari lalu, ada 23 pipa yang menyedot air dari sumur ini. Ukuran pipanya beragam. Yang lebih besar kabarnya pipa untuk masjid yang membutuhkan air lebih banyak. Satu dua pipa yang dipasang di sumur ini bahkan dilengkapi pompa airnya sekaligus.

Oleh pemiliknya, pipa yang dipasang memang sengaja tidak diatur melingkari bibir cincin sumur. Hal ini dimaksudkan agar tidak menghalangi warga lain yang ingin mengambil air di sumur ini.

Baca Juga :

Polisi Sita Uang Ratusan Juta dan Ruko dari 2 Tersangka Korupsi Pelabuhan Dompak

Prof Mahfud MD: Perampok Uang Negara Berlindung di Parpol

Perempuan Kepri Harus Jadi Ibu Terbaik yang Melahirkan Generasi Emas

Hari itu Tarigan sibuk melayani anak-anak yang beli jajan di kedainya. Ia hanya mempersilahkan suarasiber.com langsung ke samping rumahnya untuk melihat langsung sumur miliknya yang beberapa kali diposting sejumlah warga di media sosial.

“Dulu itu rumah Pangi, lalu dijual. Sudah lama sekali sumur itu, dulu tak ada cincinnya. Jadi saya kalau cuci kaki langsung saja di pinggir lubang, karena airnya muntah, melimpah,” tutur seorang warga yang lama tinggal di komplek ini.

Warga dengan dialek Ngapak ala Banyumasan ini tak ingat tahun beraoa sumur itu dibuat. Ia hanya tahu airnya tak pernah habis.

Natal Tahun Ini, Sihombing Bersyukur Dapat Kado dari Polisi

Pangkoarmada I Sebut Wilayah Kerja Lantamal IV Rawan Kegiatan Ilegal

Ini “Tamparan” Mahfud MD bagi Atasan yang Stafnya Ditangkap KPK

Rum, tetangga Tarigan manambahkan, selain 23 pipa yang menyedot air sumur secara tetap, kadang ada juga warga lain yang datang untuk mengambil air. “Tak habis-habis airnya, Mas,” tuurnya, yang ditemui baru saja belanja dari toko.

Entah sebesar apa mata air yang ada di dasar sumur ini. Kabarnya, cincin yang digunakan sebagai penahan lubang bukan cincin sumur biasa, melainkan sumur gorong-gorong. “Kalau cincin biasa tak kuat nahan airnya,” imbuh Rum.

Ada 23 pipa berebut tempat di selokan agar sampai ke rumah warga. f-nurali mahmudi/suarasiber

Saat musim kemarau, ketinggian air tak sampai melewati cincin. Namun tetap lebih tinggi dari permukaan tanah, kira-kira 20 sampai 25 centimeter. Terlihat sangat jelas saat diperhatikan dari dekat. Begitu telapak tangan diayunkan, maka permukaan air sumur sudah tersentuh. Bening, sehingga pipa-pipa yang menjorok ke bawah terlihat.

Sudi yang juga tinggal di dekat rumah Tarigan menggambarkan bagaimana bunyi air keluar dari sumur ketika hujan turun. “Mirip air di selokan itu, keras. Saya rasa sumur itu memang dimurahkan airnya oleh Allah. Kalau tak salah tahun 90-an sudah ada sumur itu, dan airnya dari dulu sampai sekarang seperti itu,” katanya. (mat)

Loading...