Kerisauan Gubernur Kepri dan Harapan Para Pelajar Mapur

Loading...

MAPUR (suarasiber) – Ada sesuatu dirasakan Gubernur Kepri H Nurdin Basirun saat mengunjungi Mapur, Bintan, Kepri, belum lama ini. Bukan karena ia harus membonceng sepeda motor melintasi jalan dengan kondisi membahayakan.

Kerisauan Nurdin lebih karena menyadari betapa jauhnya anak-anak sekolah menempuh perjalanan agar bisa sekolah. Di Mapur ada SMPN 22 Mapur, ini sekolah satu atap. Disebut demikian lantaran satu guru bisa mengajar beberapa kelas untuk tingkatan yang berbeda pula.

SMPN 22 Mapur juga punya sekolah kelas jauh. Lokasinya di kampung sebelah, berjarak 11 kilometer dari sekolah induk. Di kelas jauh, proses belajar mengajarnya pun tak beda dengan sekolah satu atap. Hal ini disebabkan kurangnya ruang belajar dan guru.

Kelas jauh ini ada karena lokasi kampung satunya tidak memungkinkan peserta didik ataupun murid untuk setiap hari menuju ke sekolah induk di SMPN 22 tersebut. Untuk itu anak anak sekolah yangg kelas jauh mereka belajar di SDN 04 Kampung Bebak Mapur.

Gubernur risau begitu mendengar cerita dari para guru akan hal tersebut. Akhirnya memutuskan meninjau langsung melalui jalur darat mengendarai kendaraan roda dua. Nurdin membonceng Syaiful, seorang warga yang bahagia hari itu ia bisa mengantarkan pemimpin daerahnya blusukan. Jalurnya tak normal, melewati semak belukar, sebagian berpasir.

[irp posts=”12610″ name=”Pemerintah Kabupaten Lingga Tawarkan Kawasan Industri Sebayur”]

[irp posts=”12605″ name=”Janjian ke Singapura Bersama, Rupanya Akal Bulus Semata”]

[irp posts=”12602″ name=”Mengapa Fokus di Darat? Potensi Laut Kepri Sungguh Luar Biasa”]

Setelah menjelajah Mapur, Nurdin langsung ingin ada solusi terbaik untuk anak-anak dalam menuntut ilmu. Jarak 11 kilometer sangat jauh.

“Untuk jangka pendek bisa jadi bagi siswa kelas jauh agar bisa belajar di sekolah induk dapat dibantu angkutan jalur laut. Di samping jarak tempuh lebih dekat dan aman untuk dilalui. Namun pelantar yang panjangnya sekitar 500 meter harus dibenahi dahulu,” ujarnya.

Jangka panjangnya, Nurdin ingin jalan di Mapur itu dibangun. Dengan pertumbuhan pendudukan dan lulusan sekolah, diyakini akan ada tambahan sekolah lagi.

Sementara Syaiful yang menemani Nurdin dengan sepeda motornya tampak semengat mengantar dari satu kampung ke kampung lain.

“Baru Pak Nurdin yang ninjau langsung naik motor dari lokasi sekolah ke ujung kampung sekolah kelas jauh melalui jalan terjal tak beraspal. Panjang lagi. Sebelas kilometer,” kata Syaiful. (mat)

Loading...