Pejabat Kemenlu 7 Negara Belajar Konsep Daerah Perbatasan di Natuna

Loading...

NATUNA (suarasiber) – Peserta Diklat Sesparlu (Sekolah Staf & Pimpinan Kemenlu) Angkatan ke-59 tingkat senior bertandang ke Kabupaten Natuna, akhir Agustus lalu. Sejumlah program yang dikembangkan di sini membuat mereka ingin menjadikan Natuna sebagai salah satu konsep daerah perbatasan yang strategis untuk pembelajaran bagi membangun hubungan antar Negara.

Peserta diklat ini diterima Sekda Natuna, Wan Siswadi, mewakili Bupati yang tak bisa hadir. Pertemuan berlangsung di Ruang Rapat Kantor Bupati Natuna Jalan Batu Sisir Bukit Arai, Ranai.

Kepada tamu-tamunya, Wan Siswandi menyampaikan terima kasih sudah dikunjungi. Ia pun mengatakan Natuna saat ini tengah menyelenggarakan percepatan pembangunan yang merupakan program dari Presiden Republik Indonesia sebagai implementasi nawacita pembangunan yang dititik beratkan di wilayah pinggiran atau perbatasan.

“Semuanya dilakukan sebagai upaya penguatan pertahanan negara yang tidak hanya dititikberatkan pada bidang pertahanan militer semata. Namun lebih ke pendekatan pertahanan ekonomi masyarakat,” kata Wan Siswadi.

Caranya, melalui optimalisasi sektor kelautan dan perikanan. Yang sudah terwujud adalah pembangunan Sentra Terpadu Perikanan Selat Lampa. Tempat ini, kata Wan lagi, mungkin dapat dijadikan bahan pembelajaran strategi pendekatan ekonomi kerakyatan dan diplomasi antar negara.

Tak lupa ia memaparkan promosi wisata yang memang didukung oleh Pemprov Kepri dan pemerintah pusat. Tak heran jika event wisata di Natuna sengaja didesain bertaraf nasional, bahkan internasional.

“Dengan kunjungan ini, semoga pihak Kementerian Luar Negeri RI juga dapat mendukung upaya percepatan pembangunan sebagaimana yang telah direncanakan, seperti program Geopark maupun optimalisasi sektor maritim sebagai sarana diplomasi internasional,” pungkas Wan Siswadi.

Direktur Sesparlu, June Kuncoro Hadiningrat pun berniat untuk menjadikan daerah ini sebagai salah satu konsep daerah perbatasan yang strategis untuk pembelajaran bagi membangun hubungan antar Negara.

Ke-59 peserta diklat berjumlah 27 orang yang berasal dari tujuh negara, yaitu Kamboja, Vietnam, Peru, Azerbaijan, Guyana, Papua Nugini dan Fiji. Agenda di natuna ialah pengumpulan data lapangan sebagai bahan pembelajaran yang nantinya akan diterapkan di negara asal peserta. (mat)

Loading...