Mantan Kapolda NTT: Pak Arief seperti Almarhum Pak Hoegeng

Loading...

TANJUNGPINANG (suarasiber) – Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Polri, H Arief Sulistyanto MSi, kini menyandang pangkat Komisaris Jenderal (Komjen). Ada tiga bintang emas di pundak jenderal yang dikenal jujur, bersih, cerdas, dan tegas itu sejak, Rabu (5/9/2018).

Hanya ucapan sukur kepada Allah SWT, yang disampaikannya saat suarasiber.com menyampaikan ucapan selamat atas kenaikan pangkatnya, Jumat (7/9/2018). Jangankan bintang tiga, menjadi Kabareskrim pun tidak terbayang di benak anak guru agama yang sudah yatim sejak masih usia sekitar 13 tahun ini.

Sosok sederhana yang dikenal jujur, bersih, dan tegas dipahami banyak kalangan akan membuatnya sulit menjabat jabatan strategis seperti Kabareskrim. Namun, zaman berubah. Atas persetujuan Presiden Joko Widodo (Jokowi), justru sosok yang jujur, dan bersih yang justru dipercaya sebagai Kabareskrim di zaman now ini.

Bagi Arief, jujur adalah aspek moralitas, kalau mentalnya jujur otomatis akan bekerja dengan baik. Kalimat itu tertulis jelas di Instagram Bareskrim2018.

Tidak seperti umumnya pejabat yang jago berpidato jujur di atas podium, namun berubah 360 derajat begitu turun dari podium, Arief menyinkronkan antara ucapan dn perbuatannya.

Adalah lazim di negeri ini memberi hadiah sebagai ucapan terima kasih karena sudah dibantu. Terkadang, bahkan sebelum selesai dibantu malah sudah minta hadiah duluan untuk tanda terima kasih.

Jangan pernah mencoba hal yang dikira lazim itu kepada Arief. Bagi Arief, ucapan terima kasih secara lisan sudah cukup. Tak boleh ada bentuk terima kasih lainnya selain ucapan lisan. Ternyata di zaman now ini masih ada polisi yang seperti itu.

Itu sebabnya ketika Arief dipercaya sebagai Kabareskrim, banyak yang terkaget-kaget. Tapi tak sedikit juga yang memberikan pujian. Salah satunya disampaikan mantan Kapolda Nusa Tenggara Timur Irjen (purn) Jacky Eli, yang disampaikan melalui grup WhatsApp, yang diteruskan ke redaksi suarasiber.com.

Isinya sebagai berikut: Saya kenal pribadi yang bersangkutan dan pernah meminta atensi terhadap suatu kasus ketika yang bersangkutan di Bareskrim masih Kombes. Dia memberi atensi dan kasus ini selesai dengan baik dan saya menyampaikan terima kasih. Yang bersangkutan tidak mau ada satupun ucapan terima kasih dalam bentuk apapun kecuali ucapan saja. Saya yang pensiunan terhenyak di zaman milenial begini masih ada yunior sekelas Pak Hoegeng (alm) Imam Santoso, Pak Gories Mere dan lain lain yang saya alami sendiri.

Moralnya luar biasa, ucap Irjen (Purn) Jacky Eli di pesan WhatsApp itu. Di akhir pesannya, Jacky Eli, menambahkan semoga Polri ke depannya lebih hebat lagi, bisa ditiru, konsisten antara ucapan dan tindakan.

Luar biasa, itu juga yang diucapkan DR Edy Rustandi, praktisi hukum dan akademisi di UMRAH Tanjungpinang terkait moral Arief Sulistyanto. Integritasnya juga dinilai luar biasa.

Di zaman now moralitas dan integritas umumnya hanya menjadi pemanis pidato. Lain ucapan di podium, lain pula tindakan di bawah podium. Dan, justru yang mampu bermain watak seperti itulah yang umumnya mendapat tempat sebagai pejabat publik serta diterima publik. Karena sudah terlalu umum hingga muncul ujaran, siapa yang jujur akan terbujur alias tersingkir.

“Di zaman old sudah biasa kita dengar, tidak ada tempat untuk orang yang jujur dan bersih. Tapi di zaman now ini justru yang lurus dan bersih yang mendapat tempat. Pak Arief, moralnya dan integritasnya memang luar biasa. Beliau sangat pantas menjadi Kabareskrim, dan melanjutkan reformasi Polri. Seperti yang sudah dilakukannya saat menjabat Asisten SDM Kapolri,” beber Dr Edy Rustandi SH MH.

Edy mengenal dan berinteraksi dengan Arief, saat Arief menjabat Kapolres Tanjungpinang 2005 – 2006. “Saat itu memang aneh melihat polisi yang jujur, bersih, terbuka dan tegas. Tapi seperti itulah Pak Arief. Dan, beliau tak pernah berubah,” ujar Edy.

Sebagai pengacara, ujarnya, dia pernah pernah diundang untuk paparan gelar perkara. Paparan sebagai pelapor dan di ruangan kerja Kapolres Tanjungpinang. “Itu di zaman 2005. Saat segalanya masih serba samar, Pak Arief sudah sangat terbuka, dan sangat-sangat bersih. Susah mencari pembandingnya.”

Kesederhanaan, dan tutur katanya yang lembut serta sangat beretika juga sulit dicari tandingannya. Tapi jangan tanya sikap tegasnya, tidak ada toleransi bagi oknum anggota polisi yang berperilaku menyimpang. Apalagi sampai menyakiti hati masyarakat.

Edy yakin, di tangan Arief, visi Promoter (profesional, modern, terpercaya) dari Kapolri Jenderal H Tito Karnavian akan terwujud. Di SSDM Polri, Arief sudah membuktikannya. Kini, di Bareskrim, Arief sudah memulai reformasi tersebut.

Kini, masyarakat bisa berkomunikasi langsung dengan Kabareskrim melalui 4 akun khusus, [email protected]: page facebook bareskrim2018, instagram@bareskrim2018 dan twitter @bareskrim2018.

“Saya sependapat jika ada pihak yang mengatakan Pak Arief seperti Hoegeng (mantan Kapolri dari tahun 1968 – 1971) zaman now. Kita dukung dan doakan yang terbaik untuk Pak Arief,” ucap Edy. (mat)

Loading...