Calon Hakim Pilihan Trump Terjerat Skandal Seks

Loading...

TANJUNGPINANG (suarasiber) – Calon Hakim Mahakamah Agung Pilihan Presiden Donald Trump, Brett Kavanaugh diserang tuduhan pelecehan seksual kedua. Tuduhan kedua ini dilayangkan oleh Deborah Ramirez, 53, yang mengatakan bahwa Kavanaugh telah melakuan pelecehan itu pada pesta di Universitas Yale pada 1980.

Tuntutan ini membuat para politisi republikan berjuang untuk menyelamatkannya dengan memberi konfirmasi, Senin (24/9) sebagaimana dirilis cnnindonesia.com.

Klaim pelecehan kedua ini dilayangkan saat Kavanaugh tengah menghadapi sidang pelecehan seksual pertamanya. Dalam kasus pertama itu, Kavanaugh tengah melawan seorang profesor universitas yang menuduh dirinya melakukan pelecehan seksual di masa sekolah.

[irp posts=”9944″ name=”Polisinya Korup, Dewan Kota Ini Izinkan Warganya Berhubungan Seks di Tempat Umum”]

[irp posts=”9442″ name=”Seorang Terkaya Tiongkok Ditangkap di AS Terkait Pidana Seks”]

Diduga Kavanaugh menyodorkan kemaluannya di wajah Ramirez dan menyebabkan dirinya menyentuh alat vital itu tanpa sengaja, seperti dilansir majalah The New Yorker.

Ramirez mengatakan kepada majalah itu bahwa dirinya telah mabuk selama pertandingan akibat minum-minum dan dirinya berada di lantai ketika insiden itu terjadi.

Dirinya hanya mengingat ada seseorang berteriak “Brett Kavanaugh menaruh penisnya di wajah Debbie.”

“Saya ingat mendengar itu dan merasa malu,” kata dia.

Namun, Kavanaugh menyangkal cerita itu.

“Orang-orang yang mengenal saya kemudian tahu bahwa hal ini tidak terjadi dan telah menyatakannya,” katanya.

Tuntutan Investigasi

Ramirez ingin FBI menyelidiki insiden itu serupa dengan yang dilakukan oleh Christine Blasey Ford, profesor yang juga mengklaim telah dilecehkan Kavanaugh ketika remaja. Para anggota parlemen oposisi dari Demokrat mendukung tuntutan tersebut.

Namun, sepertinya akan ada celah atas tuntutan Ramirez ini. Sebab, saat itu insiden terjadi ketika dirinya dalam kondisi mabuk.

Sementara itu, Ford, yang menjadi korban pelecehan pertama setuju untuk memberi kesaksian. Hal ini dilakukan setelah pengadilan mengalami kebuntuan dan ia menghadapi ancaman kematian. Presiden Trump pun secara terbuka menyerang kredibilitasnya.

Kavanaugh sendiri membantah keras tuduhan itu. Ia mengatakan bahwa dirinya ingin bersaksi sesegera mungkin untuk membersihkan namanya. (mat)

Sumber: cnnindonesia.com

Loading...