Pemda Harus Segera Lakukan Pemerataan Kualitas Pendidikan

Loading...

TANJUNGPINANG (suarasiber) – Masalah penerimaan siswa baru di Provinsi Kepri yang mencuat beberapa waktu lalu disebabkan karena kondisi kualitas sekolah belum merata dengan baik. Hal ini menyebabkan orang tua siswa merasa anaknya harus dimasukkan ke sekolah favorit dan inilah menyebabkan sistem zonasi menjadi persoalan.

“Jika pemerintah sudah menyiapkan sekolah yang kualitasnya merata dari segi kualitas guru, fasilitas kelas, infrastruktur sekolah, lingkungan sekolah, maka orang tua tidak akan bersusah payah berebut di sekolah yang dianggap bagus,” ujar dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Miftahul Ulum Tanjungpinang, Rini Pratiwi kemarin.

Menurut dia, dengan anggaran dana pendidikan 20 persen dari APBD Kepri, maupun APBD tingkat dua, harusnya kondisi sekolah di Kepri tidak banyak perbedaan yang kentara.

“Yang terjadi saat ini untuk SMA, orang tua berlomba lomba memasukkan anak mereka ke SMA idola atau SMP favorit. Karena dianggap kedua sekolah itu bagus baik dari sekolah lainnya. Sedangkan sekolah lain masih memerlukan murid. Hal itu wajar saja karena orang tua ingin memberikan yang terbaik bagi anak anak mereka,” kata Rini.

Dia menilai, walaupun kurikulum sama se Indonesia, namun pengalaman guru mengajar, tingkat disiplin guru, infrastruktur pendukung di sekolah misalnya fasilitas di dalam kelas, pustaka, labor akan menjadikan perbedaan masing masing sekolah dengan sekolah lainnya.

“Itulah pemerataan pendidikan di kota dengan di daerah pesisir juga belum berjalan baik. Ini tugas pemerintah yang harus menjamin pemerataan kualiats sekolah itu wajib termasuk kualitas guru,” kata Rini.

Dia menyatakan, selagi kualitas sekolah belum merata, maka akan ada kecemburuan sosial antara sekolah. (robby patria)

Loading...