Satu Pertandingan Piala Dunia Beda Skor (Baca Dahulu)

Loading...

Acara yang ingin saya hadiri malam itu, Jumat (22/6/2018) adalah Debat Pilkada Tanjungpinang 2018 putaran terakhir atau ketiga di CK Tanjungpinang, Hotel & Convention Centre. Namu apalah daya, begitu tiba langsung digelandang Pemred saya, Sigit Rachmat untuk meneguk secangkir kopi sambil menyantap pertandingan Piala Dunia 2018 antara Brasil melawan Kostarika.

Itu adalah pertandingan lanjutan Grup E Piala Dunia 2018. Selecao memetik kemenangan dengan skor 2-0 atas Los Ticos.

Saya memang bukan penggemar bola yang baik, bahkan tidak tepat juga jika disebut penggemar. Tetapi malam itu saya suka melihat begitu banyak orang memenuhi tempat yang menyediakan layar lebar yang menayangkan pertandingan sepak bola.

Dan ini kedai kopi di depan Kedai Kopi Roja, samping hotel yang juga ramai oleh penonton bola malam itu. F-man

Biarlah di dalam hotel Debat Pilkada Tanjungpinang 2018 berlangsung seru, suasana di sejumlah kedai di sekitar hotel juga tak kalah meriah. Sudah biasa ada teriakan ketika bola mendekati gawang. Lalu teriakan kecewa saat bola gagal mengoyak jaring gawang lawan.

Saya percaya, di kepala setiap orang yang ada di beberapa kedai malam itu banyak pikiran. Namun saat menyaksikan jalannya pertandingan sepak bola, semuanya seakan mengerucut ke satu hal, ya pertandingan itu sendiri. Dan saya jadi malu dalam hati, ketika nama-nama pemain diteriakkan. Saya harus mengamati lebih teliti, siapa dan yang mana sih yang dihebohkan itu.

Kalau Neymar saya tahu. Tahu karena sering masuk televisi, radio, koran dan media massa lain. Kaos bergambar Neymar juga sering saya lihat.

Saat pertandingan memasuki masa injury time, tiba-tiba, terdengar suara dari kedai kopi di depan kedai di mana saya duduk. Yang membatasi antara kedua kedai kopi ini adalah jalan raya yang kedua sisinya penuh mobil diparkir. Juga sepeda motor.

Jelas sekali, suara itu adalah teriakan goooool. Tandanya ada pemain yang berhasil memasukkan bola ke dalam gawang. Mendengar teriakan itu, orang-orang di kedai kopi yang kami singgahi justru tertawa.

Lalu beragam komentar pun terdengar. Bahkan Mas Sigit pun berkomentar, mungkin itu warga yang memainkan game bola.

Sekian detik berikutnya, seorang anggota polisi dari Polres Tanjungpinang bernama Arif masuk ke kedai di mana saya dan Pemred duduk bersama. Mas Sigit dan Arif pun segera berbincang sambil berdiri. Sekalian berlebaran, karena belum sempat bertemu saat hari H.

Arif membelakangi layar lebar yang dipasang pemilik kedai kopi di bawah pintu, otomatis menghalangi penglihatan Mas Sigit. Saat itulah keriuhan terjadi.

Philippe Coutinho menjebloskan bola ke gawang Kostarika yang dikawal Keylor Navas. yang lain bersorak melihat momentum itu. Justru Mas Sigit kebingungan, siapa yang kebobolan.

Dengan santai Arif menjawab, “Brasil unggul satu kosong, Bang.”

“Yang betul, Rif,” sergah Mas Sigit.

“Lah, saya barusan nonton di kedai belakang lihat golnya, kok,” jawab Arif.

Lalu Mas Sigit menatap saya sekejap, lalu menatap layar sambil memiringkan badannya untuk memastikan apakah benar seperti itu. Dan memang begitulah adanya.

Akhirnya Arif duduk bersama anggota polisi lain. Pada menit ke-90 + 7 menit, lagi-lagi Arif bikin heboh. Ia menyebutkan Brasil memasukkan gol lagi.

Orang-orang justru meneriakinya. Karena di kedai belakang pun belum ada teriakan gol. Sekian detik kemudian barulah pentonon di kedai belakang berteriak. Menyusul pengunjung kedai kopi pun bersorak. Neymar menjebol lawang Kostarika. Posisi 2 – 0 untuk Brasil.

Lalu, dari mana Arif tahu lebih dahulu. Rupanya ia diam-diam membuka website FIFA. Begitu gol terjadi secara otomatis akan tampak.

Dan huuuuuu lagi untuk Arif yang dengan santainya tersenyum-senyum.

Kedai kopi riuh, ramai, meriah, semarak. Entah demikian juga yang terjadi di dalam hotel, saya tidak tahu.

Saya bertanya kepada pemilik kedai kopi, ia memanfaatkan sebuah website yang isinya daftar televisi dan memilih televisi swasta nasional yang mendapatkan izin penayangan Piala Dunia 2018. Barulah disambungkan melalui proyektor dan dipancarkan ke layar lebar.

“Di belakang sana internetnya lebih kencang, entah pakai apa,” imbuh Arif.

Mohon jangan persoalkan judul tulisan ringan saya kali ini. Sebab, kata Pemred saya, buatkah judul berita yang eye catching, menggoda, mengundang keingintahuan pembaca agar dibaca.

Dan jika tulisan ini tidak dibaca banyak orang, sepertinya saya tidak akan memaksakan diri menulis sesuatu tentang bola lagi. Yang memang bukan bidang saya. Saya bocorkan, untuk membuat tulisan ini saja harus melirik portal lain hanya agar tidak salah menuliskan nama pemain.

Apalagi menulis prediksi, saya cukup tahu diri dengan merasa senang bisa membaca tulisan mas chris triwinasis (bung chris) yang setia mengirimkan prediksinya sebelum pertandingan dimulai ke suarasiber.com. Terima kasih bung chris.

Dan mohon tulisan saya tidak usah dikomentari hehe. Saya takut rendah diri. Mohon maaf lahir dan batin. (nurali mahmudi)

Loading...