Demi Demokrasi…

Loading...

Jelas, dia bukan pemilik usia muda, namun renta tak membunuh keinginannya, untuk menyumbangkan satu suaranya, jarak saja sudah menjadi hambatannya, dua kaki masih harus ditopangnya, dengan penyangga.

Demokrasi tak pernah mati di dadanya.

Ia tahu hari ini Pilkada, bisa saja ia tak kenal siapa calon yang berlaga, mungkin juga salah tempat ia melubangi kertas suara, namun ia sadar sebagai warga negara, mencoba berbakti semampunya, meski harus dituntun petugas di tempat pemungutan suara.

Demi demokrasi, ia tak merelakannya mati, hanya karena banyak yang cuti, yang jelas paham pilkada namun tak peduli, ia datang dengan caranya sendiri…

Kiriman Yadi dari TPS 9, Pelantar

Loading...