Yahya, Budak Pinang yang Berjaya di Maldives

Loading...
 Alumni SMKN 1 Tanjungpinang yang Berpegang Teguh Pesan Orangtua

Bisa tamat Jurusan Pariwisata di SMKN 1 Tanjungpinang tahun 1999, sudah sangat disukuri oleh Yahya Wowoy Sahabib yang lahir sebagai anak keempat dari 6 bersaudara di keluarga yang ekonominya serba pas-pasan. Berbekal ijazah ari sekolah itu Yahya kini bekerja di industri pariwisata di Maldives.

Sigit Rachmat, Tanjungpinang

Yahya yang budak asli Pinang (Tanjungpinang), lahir dan besar di Tanjungpinang merasa bersukur karena dari 6 bersaudara hanya 2 yang tamat SMK, selebihnya cuma bisa sampai tamat SMP.

“Yang lain tamat SMP je, Pak. Maklumlah, kami tak bise pakse ortu kami untuk menyekolahkan kami tinggi,” kata Yahya dalam perbincangan dengan Whatsapp dengan suarasiber.com, Kamis (10/5/2018).

Baca juga Rifwandi, Budak Bintan Pesisir yang Kini Koki Royal Caribbean Cruises

Ditambahkannya, “Yang penting untuk kami, bise bace tulis, tak mudah dibodohkan orang, cukuplah.”

Meski orang tuanya hanya bisa mengantarkannya sampai ke tingkat SMK saja, namun ayahnya yang bekerja serabutan punya prinsip hidup yang luar biasa. Prinsip hidup dari pria sederhana itu hingga sekarang masih tetap dipegang oleh Yahya.

Pengorbanan dan kerja kerasnya bisa dijadikan contoh anak-anak muda di negeri ini. F-ist

Bapaknya selalu berpesan kepadanya, sekolah tidak menjamin pekerjaan, tapi pekerjaan membutuhkan sekolah. “Itu dari ayah saye, yang selalu saye pakai, Pak,” ucap Yahya, yang menyebut dirinya kuli botol sejak tamat SMKN 1 Tanjungpinang.

Tak hanya memegang teguh pesan ayahnya, Yahya, juga terus mempedomani pesan ibunya. “Yang pipih tak datang melayang, yang bulat tak datang begolek. Itu pun salah satu pesan mak saye yang juga masih saye pakai sampai sekarang.”

Yahya menambahkan, “Dari due pesan tu, saye simpulkan. Hidup adalah belajar, dan belajar tak ade kate putus atau terlambat.”

Pesan-pesan luar biasa dari orang tua yang patut diteladani semua orang itu, menjadi pegangan kuat bagi Yahya untuk gigih dalam berusaha dan bekerja. Meski datang dari datang dari keluarga sederhana, Yahya tak pernah lelah dan menyerah berusaha.

Baca juga Dulu Anak Nelayan Miskin, Sekarang Senior Bartender di Maldives

Saat teman-temannya pergi tes untuk masuk kuliah setelah tamat SMK, Yahya langsung menerjunkan diri ke dunia kerja. Ilmu pariwisata yang diperolehnya di bangku SMKN 1 Tanjungpinang menjadi modal awalnya untuk bekerja.

Sebelum sampai ke Maldives sejak 2 tahun terakhir, Yahya sudah pernah bekerja d Lagoi hingga sekitar 7 tahun. Dari Lagoi dia menyeberang ke Batam, selanjutnya ke Bandung, dan kini di Maldives. Sesuatu yang dulu tak pernah berani dibayangkan oleh kuli botol ini.

Posisinya saat ini adalah Senior Bartender. Tak ada jerih payah sia-sia, setidaknya itu telah dibuktikan yahya. F-ist

Sebutan kuli botol disematkan karena pekerjaannya memang sebagai bartender dan sudah digelutinya sejak tamat sekolah hingga sekarang. Kini, Yahya adalah seorang senior bartender di Outrigger Konotta Malidives Resort, salah satu resor ternama di Maldives bersama pekerja lainnya yang datang dari sekitar 20 negara di dunia.

Memang benar kata pepatah: Tidak ada usaha yang mengkhianati hasil.

Resor itu menjadi tempat para pesohor dunia berlibur, seperti Peter Jackson sutradara film Hobbit. “Die (Peter Jackson) lagi menginap kat sini sekarang.”

Tentu tak mudah menembus industri pariwisata modern di Maldives, tak hanya perlu skill atau kualitas kerja yang bagus. Tapi juga penguasaan Bahasa Inggris dan komputer. Dua keterampilan dasar ini wajib dan harus dimiliki setiap anak dari generasi milenial.

Generasi milenial beruntung bisa memelajari Bahasa Inggris dan komputer melalui google, bagi generasi Yahya yang untuk sekolah saja sudah harus berjuang keras mau tak mau harus belajar sendiri sembari bekerja. Learning by doing, begitu sebutan kerennya.

“Bahase Inggris saye learning by doing, Pak. Persepsi yang sangat sangat salah kalau kite bilang tak pandai Bahase Inggris tak masalah, pasal bahase tu bukan bahase kite.”

“Zaman sekarag, Bahase Inggris dan ilmu komputer sudah jadi syarat utame nak dapat keje, Pak. Kalau tak bise due bende tu, baik dudok kat rumah je lah. Mendagol ngan kopi secawan,” terang Yahya, yang selalu memromosikan tanah kelahirannya di Maldives. ***

Loading...