Jangan Lupa Bahagia Teman

Loading...

Bahagia itu tak mahal. Sesuatu yang sangat sangat biasa pun bisa membuat manusia bahagia. Oleh karananya, jangan lupa bahagia

Nurali Mahmudi

Kerumunan itu awalnya beberapa orang. Lalu semakin lama semakin banyak. Jalan Saudara bukanlah jalan arteri, yang kepadatan lalulintasnya sangat tinggi. Namun hari itu, kerumunan yang muncul tiba-tiba membuat jalan ini seperti jalan besar jika terjadi sesuatu yang mengakibatkan kemacetan.

Tak perlu serius serius karena ini hanya iseng. Eh ternyata banyak ikan. F-samir

Yang tak ingin turun dari motor dan mobilnya cukup mendongakkan kepala. Bertanya kepada warga yang berderet di sepanjang jalan. Beberapa melanjutkan perjalanannya ketika mendengar jawaban warga. Namun ada juga yang mencari tempat parkir, lalu turun. Berbaur dengan warga lain.

Wajah-wajah warga yang berdiri di ruang bebas tanpa atap, berhimpitan di tepi jalan, terlihat senang. Ekspresi mereka lebih jelas tatkala apa yang dilihatnya mengaduk-aduk emosi mereka.

Anak-anak, remaja, dewasa, yang berkulit sawo matang, bermata sipit, beragam profesi agaknya tengah menikmati apa yang disebut dengan bahagia. Lalu beberapa tangan menunjuk ke pusat perhatian. yang lainnya tertawa. Senang.

Hanya tiga warga yang tinggal di Jalan Saudara ada di dalam selokan dengan air setinggi pinggang. Satu diantaranya tanpa baju. Mereka bukan tengah beraksi dengan sesuatu yang spektakuler. Seperti sulap atau debus yang membuat banyak orang terpesona.

Ketiganya hanya mencari ikan. Dengan jaring kecil, mereka menangkap ikan ikan yang siang itu harus merelakan kehidupannya berakhir di atas wajan penggorengan. Rasanya tidak mungkin jika mencari ikan di selokan bisa mengumpulkan orang begitu banyak.

Bahkan di tepi selokan pun ada kebahagiaan bersama. F-samir

Kecuali mereka menangkapnya dengan trik khusus. Tidak, ya seperti manusia pada umumnya yang menangkap ikan dengan jaring. Ikan yang ditangkap juga bukan ikan istimewa, andaikata dimasukkan ke akuarium pun tak akan dilirik orang. Ikan selokan ya seperti itu, paling jauh disantap sebagai lauk. Atau pakan kucing.

Dan para pencari ikan ini sama sekali tak terpengaruh dengan begitu banyak pasang mata yang melihatnya.

Ketegangan biasanya terjadi saat pengangkatan jaring dari dalam air. Yang di dalam air hati-hati, namun tetap santai. Ibaratnya seperti bermain-main, ada ikan nyangkut syukur, tidak juga tidak membuat kecewa.

Justru yang penasaran para penonton konser selokan. Benar saja. Ketika jaring mulai terangkat dan air tiba-tiba bergerak, warga di tepi jalan tertawa. Berteriak. Menunjuk. Ekspresi yang menyenangkan untuk warga sebuah kota yang sebentar lagi memilih pemimpin baru.

Yono, warga Jalan Saudara yang turun ke selokan awalnya hanya menduga-duga ada ikan di selokan tergenang air itu. Bersama dua temannya, ia pun masuk dan hasilnya sungguh di luar dugaan.

“Sepat, tawes, lele. Semuanya besar-besar,” tutur Yono sambil tertawa senang. jelas ia bahagia, demikian juga dua temannya. Semudah itu untuk bahagia.

Beberapa orang hanya sebentar melihat aksi Yono dan teman-temannya di dekat Perumahan Gesya itu. Seorang diantara mereka adalah Rudi, warga Batu 11 yang kebetulan melintas.

Saat ditanya apakah ia bahagia melihat hal biasa oleh orang biasa di selokan yang biasa dilewati banyak warga biasa. “Senang saja melihatnya, asyik,” jawab Rudi.

Apakah ia bahagia? Rudi tertawa dan menjawab, “Saya rasa yang melihat orang nangkap ikan itu bahagia semua. Kalau nggak mengapa mau berlama-lama di sini?”

Dan begitulah, hal paling sederhana pun bisa membuat bahagia. Jangan lupa bahagia. ***

Loading...