Ini Kisah Lengkap Pembunuhan di Kijang

Loading...
Ibu Ini Pasrah Menyaksikan Kematian Suaminya di Tangan Anak Sendiri

KIJANG (suarasiber) – Tak terperikan kesedihan di hati Ny Bong Jie Kioeng ini. Saat kayu broti itu berkali-kali menghantam tubuh suaminya yang berusia 70 tahun, ia tak mampu melakukan apapun.

Kijang masih pagi, masih jam 07.00 WIB. Belum terlalu panas sebenarnya, masih menyenangkan untuk menghirup udara pagi. Menyusun rencana apa yang akan dilakukan hari ini.

Namun di sebuah rumah di Jalan Rahayu, Kampung Barek Motor, Kijang Kota, Bintan Timur, Heriawan (28) atau A Kun dan sering disapa Ahi darah di tubuhnya memanas. Ia kesetanan.

Tak puas mengantamkan kursi ke tubuh ayahnya, Bong Jie Kieong (70), yang oleh tetangganya dipanggil A Hui, A Kun mengambil kayu broti. Entah apa yang ada dalam pikirannya, kembali ia menghajar ayahnya yang sudah tak berdaya.

Saat broti itu menghantam kepala A Hui, darah segar merembes melalui kulit yang pecah. Membasahi rambut tuanya. Lelaki yang usahanya menyawakan taksi ini meregang nyawa. Tanpa meminta, ia sebenarnya meminta tolong istrinya.

Namun apa daya, sang istri juga tengah sakit. Wanita yang juga ibu kandung A Hui itu mencoba berteriak. Mengingatkan anaknya. Upaya yang sia-sia, karena A Hui merasa dirinya adalah raja jin.

Setidaknya, itulah penuturan Adi. Warga Kijang ini, saat membawa A Kun ke RSUD, sebelum pembunuhan terjadi, ia mendengar lelaki itu meracau, seperti kerasukan dan berteriak dirinya adalah raja jin.

“Ia mengaku raja jin, sebelum masuk ke RSUD,” tutur Adi.

A Kun memang temperamental. Disampaikan oleh Sitra, tetangga rumah orangtuanya, ribut-ribut sudah terjadi dinihari. Malam itu A Kun berkelahi dengan saudaranya, memecah kaca mobil ayahnya, memacahkan kaca rumah.

“Cuma tak nyangka kalau paginya ia membunuh ayahnya,” ujar perempuan yang rumahnya hanya berjarak 15 meter dari rumah A Hui.

Bukan hanya hari itu, A Kun pun kerap membuat keributan. Ia mendengar beberapa kali terjadi keributan di rumah tetangganya itu.

Sikap pemarah A Kun pun dibenarkan abangnya, Herman. Guru les ini bahkan kerap menjadi pelampiasan kemarah adiknya yang tiba-tiba.

“Tadi malam juga dia pukul saya. Kalau saya kerap memang dipukul A Kun, tak tahu kenapa dia seperti itu,” tutur Herman.

Sebenarnya, menjelang pagi, A Hui menelepon pegawai Kesra Kecamatan Bintan Timur meminta agar A Kun dibawa ke RSUD Bintan. Ini bukan kali pertama A Kun dibawa ke rumah sakit.

A Kun pun dibawa oleh anggota Polsek Bintan Timur ke RSUD dengan tangan diikat. Karena masih mengamuk dan tidak terkendali, ia disuntik obat penenang.

Namun sesaat kemudian tali yang mengikat tangannya lepas. A Kun pun pulang ke rumah orang tuanya di Barek Motor.

Langsung saja mengamuk, meracau, berteriak-teriak. Lelaki yang diduga pengidap gangguan jiwa ini membunuh ayah kandungnya.

Sementara Kapolsek Bintan Timur, AKP Abdul Rahman mengatakan, berdasarkan hasil investigasi sementara, A Kun membunhu A Hui dengan broti. Soal gangguan jiwa yang dialamatkan kepada pelaku, Kapolsek belum bisa memastikan.

“Kami akan berkoordinasi dengan dokter ahli jiwa untuk memastikan kondisi pelaku,” kata Kapolsek.(mat)

Loading...