Wajah Para Pemenang Semringah, Festival Pulau Penyengat Pun Usai Sudah

Loading...

PENYENGAT (suarasiber) – Pulau Penyengat benar-benar ramai, semarak, bersemangat. Setidaknya selama lima hari, 14 – 18 Februari 2018, saat Festival Pulau Penyengat (FPP) 2018 dihelat.

Mungkin tidak disadari bahwa kegiatan ini mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak. Suarasiber mencoba menelusurinya lewat pencarian di Google. CNN Indonesia, Kementerian Pariwisata, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Okezone, RRI, turut mempromosikannya.

Jumat (15/2/2018), hari ketiga FPP 2018, keramaian lalulintas di lautan terasa meningkat, Perahu hilir mudik mengantarkan pengunjung dari Tanjungpinang ke Penyengat, dan sebaliknya. Sementara Sabtu dan Minggu, Pulau Penyengat laksana kota yang penuh dengan kermaian dan kerumunan manusia.

Kementerian Pariwisata pun mengirimkan utusannya, Staf Ahli Bidang Multikultural, Dra Esthy Reko Astuti MSi. Disampaikan Esthy, Kepri merupakan provinsi ketiga terbanyak dikunjungi wisatawan setelah Bali dan DKI Jakarta.

Namun demikian, ia memberikan masukan agar wisata Kepri semakin dikenal luas. “Harus ada atraksi dan strategi. Setiap event kemas secara profesional. Terus ciptakan hal baru dan jangan berhenti berkreasi,” pesannya, Jumat (17/2/2018).

 

FPP yang tahun ini memasuki penyelenggaraan ketiga, sambung Esthi, sudah terdaftar dalam kalender wisata Kementerian Pariwisata dan ditetapkan sebagai event nasional.

FPP 2018 juga menmiliki makna tersendiri karena dilaksanakan bertepatan dengan hari jadi Pulau Penyengat, 14 Februari. Hal ini disampaikan Penjabat Wali Kota Tanjungpinang, Drs Raja Ariza, di hari yang sama.

“Ini kan bukti kuatnya orang Melayu mempertahankan budayanya,” jelas Raja.

Daya yang disampaikan Kadis Priwisata Tanjungpinang, Reni Yusneli, pada hari ketiga saja 1000 lebih pengunjung menyaksikan berbagai lomba. Termasuk turis mancanegara, seperti Malaysia dan Singapura.

Rangkaian kegiatan di FPP 2018 ditangani oleh tiga pemerintahan. Lomba barzanji, membaca Gurindam XII, kompang dewasa klasik, syarhil Gurindam XII, kompang kreasi remaja, busana Melayu kreasi dan fotografi menjadi tanggung jawab Pemko Tanjungpinang. Pemprov Kepri mempersembahkan lomba dan bazar kuliner, fashion show dan lagu Melayu. Sementara Kementerian Pariwisata untuk lomba becak hias, sampan dayung, langkak gasing, ngambat itik dan pukul bantal.

 

Lomba yang diselenggarakan pun menawarkan hadiah yang cukup besar. Lomba barzanji misalnya, memperebutkan total hadiah Rp20 juta, lomba busana Melayu berhadiah total Rp7,5 juta, lomba Gurindam XII total hadiahnya Rp12 juta dan lomba kompang peserta memperebutkan total hadiah Rp20 juta. Lomba fotografi yang berlangsung selama lima hari pun menyediakan total hadiah Rp15 juta.

Pada hari terakhir FPP 2018, disuguhkan dua lomba yang membuat pengunjung tertawa yakni ngambat itik dan pukul bantal. Lomba ngambat itik pesertanya masyarakat dan pelajar SMA sederajat, sementara salah satu syarat peserta pukul bantal ialah warga harus bisa berenang.

Kedua lomba ini tak henti mengocok perut pengunjung FPP 2018. Para peserta yang memadati perairan Pelabuhan Balai Adat Penyengat bersiap siap di dalam air. Saat itik dilepaskan riuh rendah pengunjung melihat polah peserta memburu itik yang tentu saja tak ingin begitu saja menyerah.

Para pejabat pun menutup FPP 2018 dengan harapan wisata Kepri akan membuat banyak orang datang, menikmatinya, merindukannya dan suatu saat kembali datang. Tentu saja ada wajah wajah gembira saat menerima piala atau penghargaan karena menjadi yang terbaik pada lomba yang mewarnai FPP tahun ini. Selamat untuk para pemenang. (mat)

Loading...