Maki Aku? Boleh, Fitnah Aku? Aku Kejar!

Loading...
Refleksi Dua Tahun Kepemimpinan Alias Wello – Nizar Pimpin Kabupaten Lingga

TANJUNGPINANG (suarasiber) – Cara tak biasa dilakukan Bupati Lingga, Alias Wello untuk mengetahui seperti apa kepemimpinan mereka di mata orang lain. Caranya dengan dialog terbuka. Uniknya, yang tak suka dengannya bisa mengemukakannya. Awe menjamin tiada dendam.

Itulah yang terjadi di Graha Koran Peduli Batu 8 Tanjungpinang, Jumat (23/2/2018). Acara ini merupakan refleksi dua tahun kepemimpinan Awe (Alias Wello) – Nizar. Ini sekaligus penegasan sikap Alias Wello, untuk melepaskan jabatan Bupati Lingga di tahun 2019.

Hal positif, negatif, semua boleh diungkapkan. F-mat

Pengakuan mengejutkan ini diberitakan suarasiber.com, 19 Februari 2018, dan dibaca ribuan orang. Bahkan saat dishare ke Facebook Redaksi Siber, begitu banyak yang berkomentar. tentu saja ada yang pro dan kontra.

Baca Juga: Blak-blakan dengan Suarasiber, Alias Wello Mundur sebagai Bupati Lingga

“Silakan kalian bantai aku, aku siap. Silakan maki aku, aku siap. Aku tak akan dendam. Tapi jangan fitnah aku. Aku kejar!” kata Alias Wello di depan forum dialog yang dihadiri mahasiswa dan sejumlah tokoh-tokoh Lingga di Tanjungpinang.

Di samping menegaskan komitmen sikapnya itu, Awe secara terbuka juga menyampaikan kekecewaannya terhadap Pemprov Kepri, yang terkesan menganaktirikan Kabupaten Lingga. Secara terbuka Awe juga menyatakan kekecewaannya terhadap anggota DPRD Kepri asal dapil Lingga, yang terkesan diam dan tidak memerjuangkan dapilnya. Agar mendapatkan porsi anggaran yang lebih masuk akal.

Ajang dialog terbuka ini sudah beberapa kali dilakukan Awe – Nizar, dengan tujuannya untuk mendapatkan kritikan atas kebijakan yang telah dilakukan. Untuk tujuan yang lebih besar, agar Lingga semakin cepat terbilang. “Jika masyarakat Lingga di Tanjungpinang ingin dialog ini dilaksanakan lagi, kami siap,” ucap Awe.

Dalam dialog itu beragam pertanyaan tajam yang berisikan kritikan, juga kecaman disampaikan peserta dialog ke pasangan Awe – Nizar, meski ada juga satu dua yang memanfaatkannya untuk memuji kinerja pasangan ini. Di antara kritikan yang mengapung justru soal niat mundurnya Awe sendiri. Selain soal mes mahasiswa, program pertanian padi, pendidikan, kesehatan, dan sarana prasana di Kabupaten Lingga.

Salah satu hal yang banyak ditanyakan justru mengapa Alias Wello ingin mundur. F-mat

Semua kritikan dan kecaman dijawab Awe dengan lugas, dan terbuka. Begitu terbukanya Awe juga membongkar jumlah penghasilannya sebagai bupati, bukan untuk pamer. Tapi untuk menegaskan, bahwa uang pribadi pun dia keluarkan untuk memacu Lingga Terbilang 2020.

“Gaji aku sebulan Rp5,8 juta. SPPD (uang perjalanan dinas) aku Rp78 juta setahun. Selebihnya, aku pakai duit sendiri,” tukas Awe.

Yang dimaksud duit sendiri, berarti berbagai program di Lingga dilaksanakan dari sakunya sendiri. Seperti, program pencetakan sawah di Sungaibesar, Lingga Utara. Penanaman ribuan pohon kelapa di sejumlah titik di Lingga. “Miliaran (Rupiah) aku keluarkan dari kocek sendiri untuk membangun Lingga. Apalagi di awal aku dengan Nizar duduk, Lingga ini minus anggarannya,” bebernya.

Itu sebabnya ketika sebuah LSM menudingnya melakukan korupsi untuk mencetak sawah di Sungaibesar, Awe benar-benar meradang dan mengejar oknumnya melalui jalur hukum. Acara ini dihadiri oleh Wabup Lingga M Nizar, Hanafi Ekra, dan Asep Nurdin anggota DPRD Kepri, Plt Sekda Junaidi Adjam, calon Sekda Juramadi Esram, Wakil Rektor UMRAH Agus Sutikno, dan lain-lain berlangsung dari sekitar pukul 16.00 hingga sekitar pukul 20.00. (mat)

Loading...