Kain Kafan Itu Sebenarnya Bukan untuk Farhan

Loading...

BINTAN (suarasiber.com) – Ibnu Farhan, korban tewas laka di Jalan Lintas Barat Kilometer 23, Kamis (11/1/2018) dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU), Kamboja, Bintan Utara, Jumat (12/1/2018) siang.

Kepergian Lulusan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) angkatan 23 itu meninggalkan duka mendalam bagi keluarganya. Usai disalatkan di Masjid Raya Baitul Makmur, Tanjunguban, jenazah Farhan dibawa ke pemakaman.

Saat pemakaman berlangsung, ibunda almarhun Farhan, Imed, hanya menyaksikan dari jarak. Didampingi sejumlah kerabatnya, ia seakan tak mampu mengangkat kepalanya. Ia menyandarkannya ke bahu kerabatnya, sambil menyeka air matanya.

Demikian juga ketika prosesi pemakaman berakhir, Imed enggan meninggalkan lokasi. Kedua tangannya menggenggam tanah makam anaknya. Ia harus dibantu beberapa orang untuk bangkit dan meninggalkan TPU.

Sama sedihnya dengan sang Bunda, kakak almarhum Farhan, Faradiba, terlihat mengelus elus batu nisan adiknya. “Selamat jalan, Dek, nanti kita jumpa lagi, kakak sayang sama adik,” katanya, lalu membaca Alfatihah.

Almarhun Farhan belum lama menjadi pegawai protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Bintan. Pemakamannya disertai upacara kedinasan di rumahnya, yang tak jauh dari Kantor Lurah Tanjunguban Selatan pada.

Alfeni, senior di IPDN ketika ditemui di Masjid Raya menuturkan, sudah ada tanda tanda sebelum korban meninggal dunia. Ia menceritakan jika korban sempat bercanda ke salah seorang senior pada alumni IPDN ingin ditiupkan terompet.

“Sudah menjadi tradisi kami bila alumni menikah atau meninggal, ada yang meniupkan terompet. Waktu itu, dia minta seorang rekannya meniupkan terompet, maksudnya jika dia menikah. Ternyata terompet yang ditiupkan terompet pelepasan jenazah,” katanya.

Selain itu, kain kafan yang dipakai almarhum Farhan sebenarnya untuk orang tuanya. Kebetulan orang tuanya sudah membeli kain kafan itu. “Justru anaknya yang mengenakan kain kafan itu,” tambah Alfeni. (mat)

Loading...